Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Donor darah adalah proses sukarela di mana seseorang menyumbangkan sebagian darahnya untuk digunakan dalam transfusi darah kepada orang yang membutuhkan. Donor darah adalah salah satu bentuk penting dari sumbangan darah yang memiliki manfaat besar bagi penerima darah yang membutuhkannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses donor darah umumnya dilakukan di bank darah atau pusat donor darah yang dioperasikan oleh organisasi kesehatan atau badan amal. Sebelum seseorang bisa menjadi pendonor darah, mereka akan melewati tahap pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kesesuaian dan keamanan darah yang akan disumbangkan. Pemeriksaan tersebut meliputi tes kesehatan, riwayat medis, dan pemeriksaan golongan darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama proses donor darah, sejumlah darah yang ditentukan akan diambil dari vena di lengan dengan menggunakan jarum steril. Darah yang diambil akan diambil sampelnya dan kemudian disimpan dan diproses untuk digunakan dalam transfusi darah. Pemulihan setelah donor darah biasanya cepat, dan pendonor diberikan perawatan dan istirahat yang cukup setelah menyumbangkan darah.
Melansir healthline, mendonorkan darah umumnya aman dan memiliki sedikit efek samping. Namun, beberapa orang mungkin mengalami beberapa efek samping ringan setelah mendonorkan darah.
Beberapa efek samping umum yang dapat terjadi meliputi:
1. Kelelahan
Setelah mendonorkan darah, beberapa orang dapat merasa lelah atau mengantuk. Ini adalah respons normal tubuh terhadap kehilangan sejumlah darah.
2. Pusing
Beberapa orang mungkin mengalami rasa pusing atau pingsan setelah mendonorkan darah. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan darah rendah atau perubahan posisi tubuh secara tiba-tiba.
3. Mual
Beberapa orang mungkin merasakan mual ringan setelah mendonorkan darah. Ini biasanya berhubungan dengan perubahan sirkulasi darah.
4. Memar atau nyeri pada area penyuntikan
Jarum yang digunakan untuk mengambil darah dapat menyebabkan sedikit memar atau nyeri di area penyuntikan. Efek ini biasanya ringan dan berlangsung dalam beberapa hari.
5. Reaksi alergi
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi terhadap komponen dalam darah atau alat-alat yang digunakan dalam proses donor darah. Ini termasuk ruam kulit, gatal-gatal, atau sesak napas. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera beri tahu petugas medis.
Penting untuk dicatat bahwa efek samping yang lebih serius sangat jarang terjadi. Tim medis yang melakukan donor darah akan memastikan kondisi Anda aman dan memenuhi syarat sebelum melakukan prosedur.
Jika Anda mengalami efek samping yang berkepanjangan atau tidak biasa setelah mendonorkan darah, segera hubungi pusat donor darah setempat atau saran medis untuk mendapatkan perhatian lebih lanjut
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.