Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah menghambat berbagai aktivitas masyarakat. Salah satunya kegiatan mendonorkan darah. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Palang Merah Indonesia (PMI), kini stok darah telah menurun sebanyak 10 hingga 20 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyusutan angka yang sama juga terjadi di Amerika Serikat. Melansir dari situs Cleveland Clinic, Red Cross mengabarkan pendonor telah berkurang sebanyak hampir 40 persen dibandingkan sebelum pandemi. Adapun, alasan utamanya ialah karena rasa khawatir masyarakat terjangkit virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, dibenarkankah ketakutan tersebut? Dokter spesialis penyakit menular Frank Esper pun angkat bicara. Ia menjelaskan donor darah seharusnya tetap berjalan seperti biasa dan masyarakat pun tak perlu terlalu takut secara berlebihan sebab hingga kini belum ada pasien yang terjangkit Covid-19 akibat keterkaitan dengan darah.
“Donor darah sangat diperlukan untuk pasien yang membutuhkan di rumah sakit. Masyarakat tidak perlu khawatir untuk mendonor meski di tengah pandemi karena sampai saat ini penularan virus corona hanya terjadi lewat percikan air liur sehingga tidak akan berpengaruh pada darah,” katanya.
Selain itu, kepala petugas medis di bank darah Vitalant, Ralph Vassallo, juga menjelaskan protokol kesehatan telah diterapkan untuk menghindarkan segala risiko penyebaran virus corona. Melansir dari situs Market Watch, ia menjelaskan baik pendonor maupun petugas wajib dinyatakan sehat sebelum donor darah.
“Para petugas dan pendonor diwajibkan mematuhi segala protokol kesehatan, termasuk memeriksa suhu, mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker selama pengambilan darah. Pihak penerima donor darah juga telah memastikan lokasi pengambilan darah steril dari infeksi sehingga semuanya akan aman dan baik-baik saja,” ujarnya.