Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Penuhi Asupan Gizi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan

Pakar menjelaskan segala pantangan juga anjuran gizi yang perlu diberikan kepada anak dengan penyakit jantung bawaan. Berikut di antaranya.

14 Februari 2023 | 21.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi lahir. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, menjelaskan segala pantangan juga anjuran gizi yang perlu diberikan kepada anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit jantung itu bukan hanya milik orang dewasa namun juga anak, maka perlu paham bagaimana cara menanganinya,” kata Piprim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan anak dengan kondisi kelainan jantung ini membutuhkan gizi yang tinggi, juga pantangan untuk melakukan aktivitas berat.

“Kalau cacat pada jantung yang ringan tidak ada pantangan, namun bila sudah alami kebocoran jantung parah dan gagal jantung sangat tidak dianjurkan untuk berolahraga atau melakukan aktivitas berat yang melelahkan,” ujar Piprim.

Beban fisik yang terlalu berat bisa menjadi pencetus serangan jantung pada anak yang berisiko. Selain larangan melakukan aktivitas berat, anak dengan PJB perlu diberi asupan gizi baik, seperti makanan tinggi kalori rendah volume. Piprim menjelaskan makanan padat tinggi kalori bisa didapat dari protein dan lemak. Bagi anak yang belum mampu mengonsumsi makanan padat, bisa diberikan susu yg tinggi lemak dan kalori.

“Untuk anak usia 6-8 bulan minimal diberi satu butir telur. Usia 9 bulan hingga 1 tahun berikan satu butir telur ditambah satu hati ayam, usia di atas itu dua butir telur,” jelasnya.

Penuhi asupan protein hewani
Pada banyak kasus kesehatan anak, termasuk penyakit jantung bawaan, protein hewani sangat penting dan wajib tercukupi. Ketika tidak mendapatkan cukup protein, perkembangan bayi dan anak bisa mengalami perlambatan dan berpotensi merusak jantung dan paru-paru. Selain itu, Piprim menganjurkan deteksi dini PJB pada anak dengan memeriksa irama jantung di dokter spesialis jantung anak.

“Atau kalau sedang melakukan imunisasi, memeriksa anak yang sakit flu di puskesmas, bisa minta dokter untuk mendengarkan irama jantung anak dengan seksama menggunakan stetoskop,” imbaunya.

Sebuah survei di Amerika Serikat menyatakan setiap tahun sedikitnya 35.000 bayi menderita kelainan ini. Di Indonesia, Pirprim menyebutkan kasus penyakit jantung bawaan menduduki angka yang cukup , di mana 2-4 dari 1.000 kelahiran hidup akan lahir dengan kelainan jantung bawaan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus