Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang didapat sejak anak masih berada di dalam kandungan. Kelainan ini dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, atau pembuluh darah yang ada di dekat jantung. Akibatnya, dapat terjadi gangguan aliran darah di dalam tubuh pasien, misalnya terjadi sumbatan aliran darah ataudarah mengalir ke jalur yang tidak semestinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bawaan yang paling sering ditemukan. Angka kejadian PJB di Indonesia adalah delapan untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan angka kelahiran 2 persen, maka jumlah penderita PJB di Indonesia bertambah 32.000 bayi setiap tahun. Data Global Burden of Disease Study 2017 menunjukkan sebanyak 80.928 bayi yang lahir dengan PJB setiap tahun di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI), dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), menyebut gejala penyakit jantung bawaan tergantung usia. Contohnya bayi baru lahir yang terkait aktivitasnya menyusu.
"Kalau bayi baru lahir seputar aktivitas dalam menyusu seperti terputus-putus, berkeringat, sedikit-sedikit muntah, kita harus curiga apakah ini bermasalah," katanya.
Pada balita prasekolah dapat terlihat dari keterbatasannya beraktivitas. Radityo mencontohkan orang tua dapat melihat apakah anak tak melakukan aktivitas seperti anak-anak usia sebaya, seperti berlarian. Jika menemukan hal ini maka perlu curiga ada masalah pada anak.
"Kalau remaja bisa ditanya apakah ada sesak, nyeri dada, gangguan pada aktivitas, kalau tidur malam berapa bantal," ujarnya.
Dia mengatakan anak-anak yang sering masuk rumah sakit dengan pneumonia atau infeksi saluran napas bawah perlu dicurigai menderita penyakit jantung bawaan. Menurutnya, pasien dengan PJB umumnya datang ke IGD dengan gejala gagal jantung, cardiogenic shock, gangguan irama jantung, masalah pernapasan, gangguan saluran napas bawah, atau riwayat batuk panas berulang.
"Kalau pasien dengan penyakit jantung bawaan tidak ditatalaksana dengan baik akan terjadi komplikasi, antara lain gangguan vaskular, gagal jantung, dan akhirnya pada kematian," kata Radityo.