Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular, Salomo Purba, mengatakan anak yang terindikasi kelainan jantung bawaan perlu segera dilakukan tindakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kapan harus dilakukan tindakan, tergantung indikasi. Pertama, setelah anak itu mengalami gangguan, jika diperlukan lakukan tindakan operasi," kata dokter di RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita Jakarta itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada bayi prematur dengan kelainan jantung bawaan misalnya, dengan berat badan kurang dari 2 kilogram, tidak bisa menunggu berat badannya naik karena sulit menaikkan berat badan. Jika diperlukan tindakan operasi harus dilakukan.
"Biasanya orang tua yang tidak tega karena anaknya masih terlalu kecil harus dioperasi. Sebenarnya kapan tindakan dilakukan, yaitu setelah adanya indikasi," tambahnya.
Dia mengatakan secara umum penanganan yang dilakukan bagi penderita penyakit jantung bawaan adalah dengan obat-obatan, kateterisasi, dan pembedahan atau tindakan operasi. Menurutnya, penyakit jantung bawaan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Bahkan, penyakit ini paling banyak diderita dibandingkan penyakit kelainan bawaan lain.
"Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan yang paling banyak ditemukan pada bayi baru lahir, dengan angka prevalensi delapan per 1.000 kelahiran," jelasnya.
Dia menjelaskan tanda-tanda anak menderita kelainan jantung bawaan yang patut diwaspadai, yaitu mengalami keadaan biru (sianosis) yang bisa dilihat langsung. Ada juga yang tidak mengalami biru namun mengalami ciri-ciri lain, seperti berat badan yang tidak naik, menyusu terputus-putus, dan sering batuk pilek.
"Kalau ada gejala seperti ini harus diperiksa untuk memastikan ada tidak kelainan jantung. Kalau sudah diagnostik lalu lanjut penanganan, bisa dengan obat-obatan, bisa bedah, nonbedah, yang kita pilih yang paling ringan yang terbaik untuk pasien," jelasnya.
Pilihan tindakan
Dalam penatalaksanaan operasi jantung pada anak, yang terpenting adalah diagnostik harus benar, kemudian dilanjutkan konvensi untuk memutuskan tindakan yang perlu dilakukan. Secara garis besar ada operasi jantung terbuka dan tertutup. Selanjutnya, pasien harus masuk ruang ICU karena kondisinya perlu dimonitor secara ketat setelah operasi hingga stabil.
Selain itu, yang perlu dipersiapkan adalah mental orang tua dan kondisi anak yang akan dioperasi harus prima, tidak boleh mengalami infeksi. Tim dokter dan perawat serta ruang ICU yang dipersiapkan dengan baik diharapkan dapat meminimalisasi risiko setelah operasi.
"Ini harus kita jelaskan ke orang tua, risiko itu pasti ada, seperti gangguan stroke, irama jantung, gangguan ginjal, dan yang paling fatal kematian. Tapi, kalau kita mempersiapkan dengan baik, risiko ini bisa kita minimalisasi," tegasnya.
Pilihan Editor: Penuhi Asupan Gizi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan