Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Penyakit Silikosis Akibat Terlalu Banyak Menghirup Debu

Kelebihan silika atau partikel debu dalam tubuh menyebabkan penyakit silikosis, apa itu?

21 Agustus 2022 | 17.01 WIB

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kelebihan silika dalam tubuh menyebabkan kondisi silikosis. Kebanyakan menghirup debu silika dalam jumlah besar dan terus-menerus ini yang mengakibatkan penyakit silikosis. Silika zat yang secara alami ditemukan di beberapa jenis batu, pasir, dan tanah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Merujuk National Health Service UK, orang yang bekerja di industri
pemasangan dan pemotongan batu, konstruksi dan pembongkaran rentan mengalami penyakit silikosis. Silika yang dihirup dalam jumlah banyak juga rentan dialami orang yang bekerja di pertambangan, penggalian, pembuatan tembikar, keramik, kaca, dan pengaspalan.

Silika akan mengendap di paru-paru yang lama-kelamaan menyebabkan pembengkakan atau peradangan secara bertahap. Itu berakibat jaringan paru-paru mengeras dan terluka. Akibatnya, paru-paru tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Gejala silikosis

Mengutip Healthline, gejala silikosis biasanya dialami setelah silikia terhirup selama bertahun-tahun, kemudian berkembang menjadi masalah. Biasanya mencakup batuk terus-menerus, sesak napas, penurunan berat badan, sakit dada, demam, kaki bengkak, bibir biru, dan mudah kelelahan. Apabila kondisi terus memburuk, gejala bisa makin parah.

Pemeriksaan penyakit silikosis

Mengutip WebMD, beberapa tes untuk mendiagnosis silikosis meliputi:

1. Rontgen dada atau CT scan

Tes ini bekerja dengan memeriksa paru-paru dan mencari bekas luka.

2. Bronkoskopi

Tes ini dijalankan menggunakan tabung panjang dan tipis dengan kamera kecil di ujungnya untuk memeriksa kerusakan paru-paru.

3. Biopsi

Biopsi jaringan paru-paru,  penggunaan jarum untuk memeriksa sampel. Sampel nodul kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari tanda-tanda silikosis.

4. Tes dahak

Selain digunakan untuk mengevaluasi silikosis, tes dahak juga digunakan untuk memeriksa penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis (TB).

Baca: Penyakit yang Mengancam Pasca Erupsi Gunung Api

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus