Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Penyebab Koma Selama 39 Tahun Pemain Sepak Bola PSG Jean-Pierre Adams

Setelah diberikan anestesi dosis tinggi, pesepak bola Prancis Jean-Pierre Adams mengalami koma hingga 39 tahun.

7 September 2021 | 19.38 WIB

Jean-Pierre Adams. (wikipedia)
Perbesar
Jean-Pierre Adams. (wikipedia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah koma 39 tahun, pemain sepak bola Timnas Prancis Jean-Pierre Adams, pada Senin, 6 September 2021 dinyatakan meninggal. Ia  mengembuskan napas terakhir di usia ke-79 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kabar kematiannya diumumkan oleh mantan klub sepak bola Jean-Pierre Adams, Paris Saint-German (PSG), pada 6 September 2021 lalu melalui media sosial twitter resmi PSG.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

”@PSG_Inside baru saja kehilangan salah satu alumni kebanggan kami pada 6 September 2021. Ucapan belasungkawa PSG sampaikan sedalam-dalamnya kepada keluarga dan orang-orang terkasih Jean-Pierre Adams,” ucap PSG seperti dilansir Tempo dari twitter resmi @PSG_Ideal pada 6 September 2021. Dalam ucapannya tersebut, PSG memberi julukan kepada mantan bek tengah itu dengan nama ‘glorius elder’ atau ‘senior kebanggan yang dihormati’.

Melansir laman abc.net.au, kejadian koma yang dialami oleh Adams bermula saat dirinya mengalami cedera lutut pada pertandingan dan membutuhkan tindak operasi lebih lanjut pada 1982. Namun, sebelum menjalani operasi, Adams diberikan anestesi dengan dosis hampir fatal yang menyebabkan kerusakan pada otak. Semenjak itu, Adams dirawat inensif oleh istrinya di rumahnya yang terletak kota Nîmes, Perancis.

Sebagaimana mengutip laman jurnal.fk.umi.ac.id, koma merupakan kondisi ketidaksadaran terhadap diri sendiri yang bersifat patologis. Secara umum, penyebab koma yaitu karena adanya penyakit yang menyerang bagian otak secara fokal maupun seluruh otak secara difus.

Koma dapat terjadi karena beragam faktor, seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, dan jatuh. Selain itu, faktor non-traumatik juga dapat memicu terjadinya koma, seperti  gangguan metabolik, intoksikasi obat, stroke iskemik, tumor otak, kondisi inflamasi, dan infeksi sistem saraf pusat.

NAOMY A. NUGRAHENI 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus