Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Peran Orang Tua Mencegah Broken Home agar Anak Tak Terganggu Pendidikannya

Keluarga yang tak harmonis bisa menyebabkan broken home. Perpecahan kedua orang tua sangat besar dampaknya terhadap pertumbuhan psikologis anak

24 Januari 2022 | 16.57 WIB

Ilustrasi anak wisuda/pendidikan anak. Shutterstock.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi anak wisuda/pendidikan anak. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga yang tidak harmonis bisa menyebabkan perpecahan atau broken home. Mengutip Psychology Dictionary, perpecahan kedua orang tua sangat besar dampaknya terhadap pertumbuhan psikologis anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga broken home, kelak akan terganggu emosinya, sehingga menyebabkan stres, seperti dikutip dari laporan ilmiah dalam repositori Universitas Sumatera Utara. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan broken home kondisi emosionalnya tidak stabil. Hal itu akan mengganggu, banyak aspek dalam kehidupannya, termasuk pendidikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip The Journal of Educational Sociology, anak-anak dengan kondisi keluarga broken home akan terganggu proses belajarnya di sekolah. Kesulitan mengerjakan tugas sekolah misalnya, itu karena anak dari keluarga broken home terbebani pikirannya karena terlalu stres.

Perpecahan orang tua akan membuat tanggungan emosional anaknya makin berat dibandingkan teman-teman seusianya. Itu sebabnya, orang tua perlu membangun motivasi untuk tetap bertahan bersama-sama. Mengutip Psychology Today, motivasi harus dbangun oleh salah satu anggota keluarga yang memiliki otoritas dan mampu melakukan inisiatif, ayah atau ibu. Saat membangun motivasi juga bisa menggunakan jasa psikolog untuk pemulihan.

Berpikir realistis sangat penting untuk pemulihan. Terkadang perpecahan muncul karena pikiran yang tak sejalan dengan kenyataan, misalnya impian keluarga bahagia.

Pikiran yang realistis akan membantu untuk pulih, setidaknya saling mengingatkan bahwa tak ada keluarga yang sempurna kebahagiannya tanpa melewati masalah secara bersama-sama. Pendekatan ini agaknya memang tidak sama dengan membangun motivasi, tapi dampaknya dari mengelola pikiran akan baik untuk pemulihan, seperti dikutip dari situs web Kayenta Therapy.

Dampak baiknya anak dari keluarga broken home pun mampu berprestasi dalam pendidikan. Hal terpenting, peran orang tua untuk menyadari masa pertumbuhan anak supaya tidak mengalami stres yang terlalu.

BANGKIT ADHI WIGUNA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus