Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

Meletakkan lengan di pangkuan atau membiarkannya menggantung tanpa penyangga di samping mempengaruhi pembacaan tekanan darah.

9 Oktober 2024 | 13.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kesalahan posisi dan penempatan lengan dapat menyebabkan kekeliruan pembacaan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian baru meneliti bagaimana praktik umum nonstandar lain seperti meletakkan lengan di pangkuan atau membiarkannya menggantung tanpa penyangga di samping mempengaruhi pembacaan tekanan darah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil yang dipublikasikan di Jama Internal Medicine menunjukkan meletakkan lengan di pangkuan melebihkan tekanan sistolik hingga hampir 4 mmHg sementara lengan yang tidak disangga atau menggantung ke bawah meningkatkan tekanan sistolik hingga hampir 7 mmHg. Hasil diastolik lebih tinggi hingga 4 mmHg untuk lengan dalam posisi pangkuan dan 4,4 mmHg untuk posisi lengan yang tidak disangga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Temuan ini menegaskan posisi lengan membuat perbedaan besar dalam mengukur tekanan darah yang akurat," kata Dr. Tammy Brady, penulis utama studi tersebut.

Hasil lebih tinggi
Penelitian ini mengevaluasi penilaian tekanan darah dari 133 peserta dewasa berusia 18-80 tahun. Selama uji coba, peserta secara acak dimasukkan ke dalam salah satu dari enam kelompok, masing-masing dengan urutan tiga posisi lengan saat duduk yang berbeda, yaitu lengan disangga di atas meja, lengan di pangkuan, atau lengan yang tidak disangga tergantung di samping.

Setiap peserta mengenakan manset untuk mengukur tekanan darah lengan atas yang ukurannya sesuai dan tiga set pengukuran rangkap tiga dilakukan dengan perangkat digital dengan jarak 30 detik. Studi tersebut mencatat posisi lengan yang tidak tepat ini dapat menyebabkan 16 persen orang dewasa di Amerika Serikat atau sekitar 40 juta orang salah diklasifikasikan sebagai penderita hipertensi saat menggunakan batas tekanan darah sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi. Tingkat kesalahan klasifikasi meningkat hingga 22 persen (sekitar 54 juta orang) saat batas 130 mm Hg atau lebih tinggi diterapkan.

“Jika terus-menerus mengukur tekanan darah dengan lengan yang tidak disangga dan hasilnya tekanan darah lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yaitu 6,5 mmHg, maka itu adalah perbedaan potensial antara tekanan darah sistolik 123 dan 130 atau 133 dan 140, yang dianggap sebagai hipertensi stadium 2," Sherry Liu, salah satu penulis studi, menjelaskan bagaimana posisi lengan yang tidak tepat dapat menyebabkan kesalahan diagnosis.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus