Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas kehidupan manusia didukung fungsi jantung yang terus memompa aliran darah ke seluruh tubuh. Namun, saat kondisi tertentu jantung bisa mengalami gangguan atau malafungsi, seperti berhenti mendadak. Kondisi itu disebut cardiac arrest atau henti jantung, seperti banyak dialami pengunjung saat perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan, pada Sabtu, 29 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peristiwa malapetaka itu tersebab saling dorong pengunjung yang berjejal di salah satu jalan di Itaewon. Lantaran penuh tekanan, kondisi itu menyebabkan banyak orang sesak napas meninggal karena mengalami henti jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip publikasi Konsep Cardiac Arrest, henti jantung tergolong situasi gawat darurat. Tak adanya pernapasan dan penurunan kesadaran terjadi sangat cepat dengan rentetan gejala yang menyertainya.
Dibantu metode CPR
Resusitasi jantung paru-paru atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) prosedur penyelamatan nyawa darurat, dikutip dari American Heart Association. Setidaknya CPR bermanfaat tiga kali lipat memberi peluang bertahan hidup setelah ketika jantung bermasalah.
Tujuan CPR untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh pasien. Merujuk publikasi Cara Melakukan CPR untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung, pernapasan atau aliran darah yang berhenti memicu terjadinya kerusakan otak yang rentan menyebabkan kematian dalam hitungan 8 menit sampai 10 menit.
Bagaimana melakukan CPR?
Mengutip Verywell Health kiat melakukan CPR untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 8 tahun.
1. Taruh telapak tangan di dada orang yang mengalami masalah jantung. Bayangkan ada garis di antara dada dan taruh satu tangan langsung di garis itu. Di tengah dada taruh tangan satunya untuk menimpa. Memusatkan bobot di tangan, kemudian ditekan.
2. Kompresi dada mendoron secara cepat, sekitar dua kali perdetik hingga orang itu merespons. Tangan tidak boleh terpental.
3. Beri napas bantuan . Jika telah menjalani pelatihan CPR dan merasa bisa melakukan langkah itu, tekan dada sebanyak 30 kali. Kemudian, beri dua kali napas bantuan.
4. Ulangi siklus dengan rasio CPR 30:2 antara kompresi dada dan napas sampai bantuan tiba atau orang yang mengalami masalah jantung itu bangun.
Apabila korban belum menunjukkan respons, bisa memberikan bantuan napas melalui mulut. Cara itu dilakukan untuk mengembalikan napas secara spontan. Dalam CPR teknik pemberian napas dibarengi kompresi, yaitu 30 kali kompresi dada diikuti 2 kali bantuan napas.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.