Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pro Kontra Pengobatan ke Chiropractor setelah Beberapa Kasus Kematian, Benarkah Berbahaya?

Meski banyak peminatnya, beberapa kasus akibat pengobatan oleh chiropractor pun menyedot banyak perhatian setelah serangkaian kasus fatal.

10 Februari 2025 | 22.50 WIB

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
Perbesar
Ilustrasi stroke.saga.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Chiropractor menjadi pilihan sebagian orang untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Terapis ini biasanya dipilih orang yang ada masalah dengan tulang, otot, dan jaringan lunak, misalnya nyeri punggung, leher, dan bahu. Bahkan, sebagian menjadikannya terapi untuk mengobati asma, alergi, sampai anak kolik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Meski banyak peminatnya, beberapa kasus akibat pengobatan chiropractric pun menyedot banyak perhatian setelah serangkaian kasus fatal, bahkan berisiko mengancam nyawa. Salah satu yang paling vokal mengkritik adalah Profesor Edzard Ernst, pengajar di Sekolah Kedokteran Peninsula Universitas Exeter di Inggris yang juga penulis Chiropractic: Not All It’s Cracked Up To Be.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Saran saya hindari chiropractor karena risikonya lebih besar dari manfaatnya," ujarnya, dikutip dari Daily Mail

Patah tulang, stroke, bahkan kematian adalah konsekuensinya, meski jarang terjadi, akibat pengobatan yang dikategorikan alternatif oleh badan kesehatan Inggris (NHS) ini. Bahkan pengobatan yang sukses pun tak berarti tanpa efek samping. The Royal College of Chiropractors memperkirakan hampir 50 persen pasien mengalami efek samping ringan sampai sedang, seperti rasa sakit atau kaku.

Ragam efek samping berat
Salah satu yang menjadi berita utama adalah kematian Joanna Kowalczyk, 29 tahun, yang mengalami sobek pembuluh darah parah setelah melakukan terapi chiropractic pada lehernya yang cedera saat berolahraga di pusat kebugaran. Pada 2016, model dewasa Katie May meninggal dunia setelah mengalami stroke, juga akibat pembuluh darah yang sobek setelah menjalani terapi di leher. 

Setahun kemudian, John Lawler, 80 tahun, tewas setelah patah leher dan mengalami kerusakan parah di tulang belakang. Kasus lain adalah seorang mahasiswi Amerika Serikat, Cailin Jensen, yang mengalami stroke dan henti jantung setelah empat pembuluh darahnya sobek saat menjalani terapi chiropractic. Sisi kanan tubuhnya pun lumpuh.

Meski ada beberapa kasus yang mencuat, Ernst mengakui sulit mendapatkan angka pasti soal akibat fatal pengobatan ini karena kurangnya laporan resmi. Apalagi tak ada data resmi kesehatan pasien seperti ketika berobat ke rumah sakit. Selain kerusakan tulang dan pembuluh darah, masalah serius lain yang disebut The Royal College of Chiropractors adalah masalah di tulang belakang dan saraf serta stroke akibat kerusakan pembuluh darah di leher tapi sangat jarang.

NHS sendiri menyebut chiropractric aman bila dilakukan sesuai prosedur oleh terapis berpengalaman dan terdaftar. Banyak chiropractor yang juga menyangkal pengobatan mereka berbahaya. NHS juga menyarankan pasien yang hendak melakukan terapi ini untuk melapor dulu ke dokter agar ada catatan kesehatan sebelum dan sesudah terapi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus