Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ragam Jenis Gudeg dari Gudeg Basah, Kering, Mercon, Koyor, hingga Gudeg Manggar

Gudeg merupakan makanan khas Kota Yogyakarta yang terdiri dari berbagai jenis, apa saja?

30 November 2024 | 07.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Yogyakarta sering dijuluki sebagai Kota Gudeg. Hidangan khas ini berbahan dasar nangka muda, yang oleh masyarakat setempat disebut gori. Dalam pembuatannya, potongan nangka muda direbus bersama gula merah dan santan dengan api kecil selama berjam-jam. Menariknya, memasak gudeg menggunakan periuk tanah liat di atas tungku dipercaya dapat menghasilkan cita rasa yang lebih lezat.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari kebudayaan.jogjakota.go.id, bumbu resep gudeg yang digunakan dalam masakan gudeg meliputi bawang putih, bawang merah, kemiri, biji ketumbar, lengkuas, daun salam, serta daun jati. Daun jati ini memiliki fungsi khusus untuk memberikan warna merah kecokelatan yang khas pada hidangan tersebut. Gudeg Yogyakarta umumnya bercita rasa manis, sehingga sering disebut sebagai nangka rebus yang manis.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbeda dengan masakan Barat yang cenderung praktis dan cepat saji, gudeg adalah contoh tradisi memasak khas Jawa yang memerlukan waktu lama dan proses yang teliti—bahkan bisa memakan waktu hingga seharian penuh. Proses memasak ini tidak sekadar teknis, tetapi juga sarat akan nilai filosofi. Memasak gudeg mencerminkan prinsip-prinsip filosofi Jawa yang menekankan ketenangan, kesabaran, ketelitian, dan menghindari sikap terburu-buru atau sembrono.

Jenis-Jenis gudeg

1. Gudeg basah

Dilansir dari indonesia.travel, gudeg basah adalah jenis gudeg yang disajikan dengan kuah melimpah, bahkan dapat membanjiri nasi yang menyertainya. Hidangan ini menghasilkan nangka dengan tekstur lembut.

Dari segi rasa, gudeg basah berbeda dengan versi keringnya. Rasanya lebih gurih dengan sentuhan pedas, tidak semanis gudeg kering yang khas. Sajian ini juga biasanya lebih lengkap dan cocok bagi penggemar makanan berkuah. Gudeg basah dapat dinikmati dengan nasi maupun bubur gurih.

2. Gudeg kering

Sesuai namanya, gudeg kering memiliki tekstur yang jauh lebih kering tanpa kuah, dengan warna cokelat tua yang pekat. Hal ini karena proses memasaknya dilakukan hingga cairan dari nangka muda dan bumbunya benar-benar menguap.

Gudeg kering cenderung lebih manis dibandingkan gudeg basah, karena gula merah yang digunakan meresap selama proses masak yang panjang. Meski disebut kering, hidangan ini tetap menggunakan kuah areh (santan kental). Namun, kuah areh pada gudeg kering memiliki konsistensi yang lebih pekat. Lauk pendampingnya serupa dengan gudeg basah, menjadikannya sama-sama istimewa.

3. Gudeg koyor

Keunikan gudeg koyor terletak pada penggunaan koyor sapi, yaitu bagian daging sapi yang kenyal dan berlemak, sebagai bahan utamanya. Koyor ini memberikan rasa gurih yang khas pada hidangan. Gudeg koyor menjadi salah satu makanan favorit masyarakat, terutama di wilayah Yogyakarta.

Kenikmatan gudeg koyor berasal dari perpaduan daging koyor yang empuk dengan rempah-rempah dan santan yang kaya rasa. Hidangan ini memiliki cita rasa gurih dan legit, menjadikannya pilihan populer baik sebagai menu utama maupun sebagai pelengkap nasi.

4. Gudeg manggar

Dilansir dari indonesiakaya.com, gudeg manggar mendapatkan namanya dari bahan utamanya, yaitu bunga kelapa atau manggar, yang digunakan sebagai alternatif pengganti nangka muda. Penggunaan manggar dulunya didorong oleh harga nangka muda yang relatif mahal.

Namun, seiring waktu, nangka menjadi bahan pangan yang murah dan mudah ditemukan, sehingga gudeg nangka semakin mendominasi. Hal ini membuat gudeg manggar menjadi sajian yang langka dan diminati karena menawarkan cita rasa serta keunikan yang berbeda.

Proses memasak gudeg manggar mirip dengan gudeg nangka. Meskipun demikian, waktu yang dibutuhkan untuk memasak gudeg manggar lebih lama. Diperlukan sekitar tiga hari untuk menghilangkan rasa sepat dan membuat tekstur bunga kelapa lebih empuk sehingga siap dikonsumsi.

5. Gudeg mercon

Sesuai dengan namanya, gudeg mercon memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis gudeg lainnya. Dikutip dari laman jogjaprov, kata "mercon" menggambarkan rasa pedas yang sangat tajam. Sensasi pedas ini berasal dari sambal goreng krecek yang ditambahkan cabai rawit merah utuh, serta sayur lombok ijo (cabai hijau) yang melengkapi hidangan.

Biasanya, penjual gudeg mercon mulai berjualan pada malam hari. Beberapa tempat yang terkenal menyajikan gudeg mercon super pedas adalah Gudeg Mercon Ibu Tinah dan Gudeg Bromo, yang keduanya selalu ramai pengunjung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus