Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Sejarah Sentra Gudeg Wijilan yang Eksis Sejak 1942

Sentra Gudeg Wijilan dipelopori oleh Ibu Slamet yang mendirikan warung gudegnya pada 1942.

29 Januari 2024 | 20.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warung gudeg Yu Djum di Kampung Widjilan Yogya. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kalau berkunjung ke Yogyakarta memang belum komplit rasanya kalau belum mengunjungi Sentra Gudeg Wijilan. Hal ini juga berlaku bagi Presiden RI Joko Widodo yang menyempatkan mampir ke Rumah Makan Gudeg Yu Djum, Wijilan, untuk sarapan bersama Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada kunjungannya ke Yogyakarta, Ahad, 29 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti namanya, Sentra Gudeg Wijilan merupakan tempat dijajakannya gudeg. Kawasan ini berlokasi di Kampung Wijilan, tepatnya di sebelah timur Alun-alun Utara atau sebelah selatan Plengkung Tarunasura yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan Plengkung Wijilan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Jokowi melakukan sarapan dengan AHY di Yogya, Minggu, 28 Januari 2024. FOTO/Humas Demokrat.

Tradisi turun-temurun

Berdasarkan situs resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, keberadaan Sentra Gudeg Wijilan dipelopori oleh Ibu Slamet yang mendirikan warung gudegnya pada 1942. Warung Gudeg Ibu Slamet kemudian disusul oleh dua warung gudeg lainnya yaitu Warung Gudeg Ibu Djuwariah yang kemudian dikenal dengan Gudeg Yu Djum dan Warung Gudeg Campur Sari yang, sayangnya, berhenti beroperasi pada 1980-an. Akan tetapi, sekitar sepuluh tahun kemudian Warung Gudeg Bu Lies ikut berdiri di daerah Wijilan yang kemudian disusul oleh berbagai warung gudeg lainnya. 

Para pedagang gudeg di Sentra Gudeg Wijilan tersebut memang mewarisi resep dan teknik memasak gudeg mereka untuk diturunkan kepada generasi setelahnya. Itu sebabnya keaslian serta ciri khas cita rasa gudeg yang ada tetap terjaga hingga hari ini.

Menariknya, para pelanggan juga kerap diperlihatkan cara memasak gudeg khas Wijilan langsung oleh pemilik warung sembari menunggu pesanan datang.

Beragam variasi gudeg

Jenis gudeg yang menjadi ciri khas dari Wijilan adalah gudeg keringnya. Gudeg ini terkenal karena lebih tahan lama (sekitar tiga hari) dibanding dengan gudeg basah yang mengandung lebih banyak kuah santan. Oleh karena itu, gudeg basah lebih cocok untuk dinikmati pengunjung langsung di warungnya, sedangkan gudeg kering bisa menjadi opsi untuk dibawa sebagai oleh-oleh untuk saudara dan kerabat. 

Sajian komplit gudeg Yu Djum. Foto: @gudeg_yu_djum_pusat

Dua jenis gudeg yang ada di Sentra Gudeg Wijilan tersebut disajikan menjadi beberapa macam hidangan, seperti gudeg krecek, gudeg telur, hingga gudeg dengan tambahan ayam yang dapat dipilih sesuai selera masing-masing pengunjung.

Selain menunya yang variatif, pengunjung juga ditawarkan pilihan kemasan yang bisa disesuaikan dengan preferensi, seperti dikemas menggunakan besek (tempat anyaman bambu) atau menggunakan kendil (guci tanah liat yang dipanggang). Ragam variasi gudeg ini tentu memiliki harga yang berbeda-beda, mulai dari 20 ribu hingga 100 ribu rupiah, tergantung pada lauk yang dipilih dan jenis kemasannya.

Ramai di malam hari

Meskipun buka sepanjang hari dan tidak jarang dijadikan tempat sarapan, malam hari menjadi waktu paling ramai di Sentra Gudeg Wijilan. Hal ini dikarenakan tidak hanya sebagai pusat kuliner Yogyakarta, Sentra Gudeg Wijilan juga menjadi daya tarik untuk wisata budaya. 

Para pengunjung dapat merasakan nuansa tradisional Yogyakarta yang begitu kuat, baik melalui arsitektur bangunan maupun kehidupan sehari-hari pedagang di sekitar area Wijilan. Aroma gudeg yang lezat untuk dinikmati di tengah hangatnya suasana ramai Kota Yogyakarta menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan dan tidak boleh terlewatkan.

HANIN MARWAH NURKHOIRANI 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus