Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perlakuan manusia kepada hewan kurban ternyata bisa mempengaruhi cita rasa daging yang dihasilkan sesudah dipotong. Begitu kata Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi) Profesor Hardinsyah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagaimana tata cara pemotongan, pertama prinsip tata cara Islam dengan tidak membuat makhluk itu stres sebelum dipotong karena kalau stres membuat cita rasa daging enggak baik," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB itu menyebutkan hewan kurban harus diperlakukan secara layak dengan diberikan makan, minum, dan tempat berteduh agar tidak kepanasan serta tidak kehujanan. Saat pemotongan juga harus diperlakukan dengan baik walaupun harus dijatuhkan atau diikat hingga jatuh sebelum disembelih.
"Saat akan dipotong, entah sistemnya dijatuhkan, diikat hingga jatuh, itu dilakukan secara bijak, tidak diperlakukan kasar," katanya.
Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Untuk menjaga tingkat stres, pemotongan hewan kurban juga harus di tempat yang tertutup, tidak dikerumuni, dan tidak dilihat hewan kurban lain. Selain itu, kesehatan hewan kurban juga berpengaruh terhadap keamanan daging kurban yang tentunya juga mempengaruhi cita rasa.
Ia mengatakan bahwa keamanan dan kesehatan pangan hewan kurban harus dimulai dari pemilihan kambing, sapi, kerbau, atau unta yang sehat. Faktor lain yang penting untuk diperhatikan ialah kebersihan saat pemotongan, mulai dari peralatan, petugas yang memotong, hingga lingkungan tempat memotong.
Menurutnya, hal yang harus diperhatikan adalah sistem pemotongan bagian hewan kurban dengan cara digantung agar terhindar kontak dengan lantai maupun tanah.
"Alas yang digunakan untuk memotong daging kurban menjadi lebih kecil juga harus digunakan yang bersih," jelasnya.
Foto 
