Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pensiunan Damkar Berbisnis Sapi Kurban: Target Omzet Rp1 Miliar

Samuri, 65 tahun, pensiunan petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta telah berjualan sapi kurban sejak tahun 2000.

17 Juni 2024 | 11.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para pekerja di lapak hewan kurban milik Samuri tampak sibuk melakukan tugasnya masing-masing. Ada yang menyombor atau memberi umpan sapi, memandikan, mencoret-coret badan sapi sebagai tanda kepemilikan, dan membantu proses pemindahan sapi ke truk pengangkut untuk dikirim ke pemesan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di lapak itu terpasang spanduk besar bertuliskan dengan huruf kapital “MENYEDIAKAN HEWAN KURBAN MADIUN, PAK SAMURI (PEMADAM)”.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Samuri, 65 tahun, pensiunan petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta telah berjualan hewan kurban sejak tahun 2000. Kepada Tempo, ia mengatakan saat masih berdinas di Pemadam Kebakaran selalu mengambil cuti pada momen Idul Adha. Tujuannya untuk berbisnis hewan kurban.

Bersyukur selama 24 tahun berdagang, ia mengaku pelanggannya masih tetap setia. Ia berupaya memenuhi kualitas sapi yang baik dan harga yang stabil. Seperti yang tertulis pada spanduk, semua sapi dagangan milik Samuri berasal dari Madiun, Jawa Timur.

“Pelanggan maunya sapi-sapi super semua, di atas Rp30 juta. Sampai Rp70 juta yang (ukuran sapi) 800 kg ” katanya kepada Tempo di lapak sapi sewaanya, Jalan Cipayung Raya, Jakarta, pada Minggu 16 Juni 2024.

Ia tidak khawatir dengan persaingan dagang online, pasalnya pelanggan mesti melihat langsung kualitas sapi yang ada di lapak. Ia pun memberikan fasilitas pengiriman gratis kepada pelanggan. “Di sini pengiriman gratis. (khusus) Jabodetabek,” ujarnya. Ia pun tetap melayani pelanggan yang memberi uang muka Rp200 ribu.

Pada momen lebaran Idul Adha ini, Samuri menjual 55 ekor sapi dengan jenis yang berbeda. Ada limousin, limousin super, dan simmental.

Desi, 36 tahun, anak pertama Samuri turut membantu menjual sapi. Apoteker ini menargetkan omset senilai Rp1 miliar. “Targetnya Rp1 miliar secara keseluruhan,” ujarnya.

Harga sapi yang dijual berkisar dari Rp21 juta sampai Rp75 juta, ukuran sapi yang dijual berukuran 250 kg sampai yang terbesar 850 kg.

Suasana lapak sapi UD Amanah Jaya. Jalan Setu Cipayang, Jakarta. Ahad 16 Juni 2024. Tempo/Mochamad Firly Fajrian

Samuri kemudian berjalan menunjukan sapi yang paling besar di lapaknya. Sapi tersebut berukuran 823 kg dan sudah terjual. Saat memamerkan dagangannya, datang seorang pria menanyakan ketersediaan kambing. Namun Samuri mengatakan saat ini harga kambing sedang tinggi, sehingga ia tidak menjual kambing.

Apabila Idul Adha, maka kegiatan Samuri sehari-hari adalah memotong sapi untuk dijual ke lapak penjagalan. 

Yang menjadi pembeda, kata Samuri memotong sapi kirim ke tempat penjagalan uangnya tidak langsung tunai. “Mau (kirim) 5 truk (sapi) bisa, tapi uangnya gak lancar,” kata dia. Sedangkan pada saat musim haji, saat sapi laku terjual, ia bisa langsung menerima uang segar, tanpa harus menunggu lama.

Selanjutnya baca: Makelar Sapi: Jual Satu Sapi Bisa Dapat Rp1,5 Juta

Achmad Thobi, 25 tahun, seorang makelar sapi, mencari cuan di kandang sapi sewaan milik Samuri. Profesi ini ditekuninya baru lebaran Idul Adha. “Karena tahun sebelumnya, gua dagang (sapi), dagangan gua sendiri, karena ada sesuatu (hal) yang terjadi. Gua jadi makelar, lah,” katanya.

Thobi mengatakan makelar itu pekerjaannya adalah menyalurkan dan mempermudah pembeli ke pedagang.“Ada, orang yang beli sapi tapi males ke kandangnya, atau sibuk karena pekerjaannya. Gua sebagai makelar membantu pembeli sapi tersebut ke penjual,” ucapnya.

Menurut dia, makelar berfungsi agar jualan pedagang hewan kurban dapat menjangkau pelanggan secara luas. “Makelar ini artinya sama-sama untung, pedagangnya untuk karena dagangannya makin dikenal luas,” katanya.

Ia menjelaskan caranya memasarkan sapi itu menghubungi pelanggan lamanya saat ia pernah menjual sapi sendiri, untuk kemudian ia alihkan untuk membeli ke Samuri. Kemudian biasanya dia datang ke masjid dan mencari menjadi panitia kurban untuk memasarkan dagangannya.

“Gua banyak ngobrol sama orang, terus menawarkan sapinya. "Bapak mau sapi yang bobotnya berapa?” katanya.

Makelar sapi, Achmad Thobi di lapak sewaannya Jalan Bina Marga, Jakarta. 2023. Foto-Achmad Thobi

Di awal, Thobi meminta izin kepada Samuri untuk memasarkan sapi miliknya. “Saya punya pelanggan tapi saya tidak punya kandang. Gimana kalau pelanggan saya dibawa ke bapak?” katanya saat memulai kesepakatan dengan Samuri. Dari situ kesepakatan terjadi.

Ia kemudian menjelaskan isi kesepakatannya. Jika ia berhasil menjual sapi ukuran sedang maupun kecil yang kisaran harganya Rp 20 juta sampai 50 juta akan mendapat honor senilai Rp 500 ribu per satu sapi. Lain hal jika menjual sapi besar dengan harga Rp 50 juta ke atas, ia akan meraup untung senilai Rp 1,5 juta per satu sapi.

Pada momen ini, ia sudah menjual sepuluh sapi dan dua kambing. Ia merinci delapan sapi sedang dan kecil, dua sapi besar. Sehingga ia telah meraup keuntungan senilai Rp7,2 juta. “Kalau (keuntungan) kambing, kecil. Satu ekor kambing (jika laku) (dapat) Rp 100 ribu. Lumayan beli bensin,” pungkasnya.

MOCHAMAD FIRLY FAJRIAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus