Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Saran Psikolog buat Pasangan yang Akan Bercerai

Psikolog mengatakan keputusan bercerai yang diambil dalam keadaan emosional atau secara sepihak bisa menimbulkan berbagai masalah.

21 Januari 2025 | 11.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi cerai. dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Nirmala Ika menyarankan pasangan suami istri tidak membuat keputusan untuk bercerai dalam keadaan emosional tetapi memikirkan secara matang sebelum memutuskan berpisah. Bila perlu pasangan yang ingin bercerai bisa berkonsultasi dengan profesional untuk membahas masalah pernikahan dan membuat keputusan terbaik untuk berdua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Intinya adalah jangan mengambil sebuah keputusan emosional ketika pun memang kita tahu, misalnya ada masalah yang sudah tidak bisa diperbaiki dan perceraian adalah yang terbaik," kata lulusan Universitas Indonesia itu, Senin, 20 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nirmala mengatakan keputusan bercerai yang diambil dalam keadaan emosional atau secara sepihak bisa menimbulkan berbagai masalah, termasuk stres dan depresi pada mantan pasangan. Karena itu, pendiri layanan kesehatan mental Enlightmind itu menyarankan suami istri memikirkan secara matang konsekuensi-konsekuensi yang akan dihadapi oleh kedua pihak sebelum memutuskan bercerai.

Keluarga jadi jembatan
Pasangan yang membuat keputusan cerai setelah memikirkannya secara matang akan lebih mudah memberitahukan keputusan kepada keluarga dan keluarga pun harapannya lebih mudah menerima keputusan mereka.

"Kalau dia sudah berani memutuskan bahwa bercerai itu yang terbaik berarti dia sudah mempertimbangkan semua faktor itu. Ketika akhirnya kita harus mengumumkan, yang harus kita ingatkan lagi adalah ini memang sudah keputusan terbaik buat kita, kita sudah tidak bisa," jelas Nirmala.

Menurutnya, anggota keluarga yang lain bisa menjembatani komunikasi pasangan yang hendak bercerai dan keluarga mereka untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa muncul kalau mereka berbicara atau bertindak secara emosional saat membahas perceraian. Selain itu, dia menyarankan pasangan secara jujur menyampaikan masalah pernikahan dan mempersiapkan diri menghadapi pertanyaan mengenai alasan perceraian ketika memberi tahu keputusan itu kepada keluarga.

"Sebaiknya jujur, dengan jujur kan keluarga juga harapannya lebih bantu memahami. Tapi, kalau memang kejujuran itu sulit, kita bisa bilang alasan lain, misalnya yang lebih mudah diterima," ujarnya.

Dia menjelaskan pentingnya pasangan yang hendak bercerai sejak awal menghindari tindakan emosional agar bisa menjalani proses perceraian dengan baik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus