Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sebab Orang Kedinginan Usai Buang Air Besar

Pakar menjelaskan penyebab orang suka kedinginan setelah buang air besar. Pahami batas normalnya.

21 Januari 2022 | 14.27 WIB

Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang pernah kedinginan selama atau setelah buang air besar (BAB). Pakar penyakit dalam dan gastroenterologi yang berbasis di New York, Niket Sonpal, menjelaskan fenomena kedinginan usai BAB ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saat buang air besar, Anda merangsang saraf vagus," katanya, dikutip dari Livestrong, Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebagai saraf kranial terpanjang di tubuh, saraf vagus memanjang dari batang otak ke rektum. Selama BAB, jika Anda menegangkan otot perut atau sedikit tegang untuk mengeluarkan kotoran, ini dapat merangsang saraf vagus, menurut Harvard Health Publishing.

Saraf vagus berperan penting dalam sistem istirahat dan pencernaan serta mengatur fungsi tubuh seperti pernapasan, tekanan darah, dan detak jantung. Jadi, ketika saraf ini dirangsang maka bisa menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Akibatnya, Anda bisa merasa kedinginan dan bahkan menggigil atau berkeringat saat buang air besar.

Kondisi ini juga bisa membuat pusing dan lemah sesaat, menurut Harvard Health Publishing. Apakah ini perlu dikhawatirkan? Sonpal mengatakan kondisi ini tidak berbahaya.

"Ini mungkin tidak terjadi pada setiap buang air besar tetapi itu normal," tutur Sonpal.

Ukuran kotoran yang lebih besar lebih mungkin melibatkan stimulasi saraf vagus akan membuat lebih rentan kedinginan. Namun, jika merasa ingin pingsan setelah buang air besar dan tidak sembuh dalam beberapa menit, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter. Menurut Sonpal, rasa pusing bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang mendasari.

Apakah kedinginan bisa dicegah? Biasanya ketika memiliki ukuran feses yang sangat besar atau jika banyak mengejan, maka stimulasi saraf vagus juga besar. Kemudian, karena pola makan sangat berkaitan dengan ukuran dan frekuensi tinja, maka apa yang dikonsumsi berpotensi mencegah menggigil saat BAB. Misalnya, jika makan cukup serat seperti dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, probiotik seperti yogurt, maka sesi buang air besar akan berjalan lebih lancar.

Anda mungkin akan buang air besar lebih mudah dan lebih sering. Sonpal mengatakan secara teori, Anda mungkin akan lebih sedikit mengejan saat buang air besar yang pada gilirannya menghasilkan lebih sedikit rangsangan pada saraf vagus dan lebih sedikit risiko kedinginan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus