Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Sejarah Jadah Tempe Mbah Carik Kuliner yang Kondang di Yogyakarta

Jadah tempe Mbah Carik di daerah Kaliurang, kuliner tradisional ini merupakan usaha keluarga sejak 1950-an.

14 Juni 2022 | 14.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jadah tempe merupakan salah satu makanan khas Yogyakarta yang dapat dengan mudah ditemukan di kawasan Kaliurang, Kabupaten Sleman. Jadah tempe yang terkenal di daerah Kaliurang adalah Jadah Tempe Mbah Carik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jadah tempe Mbah Carik merupakan legenda kuliner Yogyakarta dengan sejarah yang panjang. Kuliner tradisional ini merupakan usaha keluarga yang berdiri sejak 1950-an. Pendirinya adalah Sastrodinomo, salah seorang carik atau sekretaris desa di Kaliurang. Konon, gelar Mbah Carik diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono IX.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejarah Jadah Tempe Mbah Carik

Dikutip dari buku Monggo Mampir: Mengudap Rasa Secara Jogja (2009),  Sastrodinomo, seorang carik di dekat Kaliurang biasa menyerahkan persembahan nasi jagung kepada keluarga Keraton Yogyakarta. Hal seperti itu dianggap sebagai bentuk pengabdian oleh abdi dalem seperti Sastrodinomo.

Pada 1927, Sastrodimono diminta membuat jenis makanan lain yang unik dan berbeda untuk persembahan berikutnya. Kemudian ia beserta istri mengolah beras ketan menjadi jadah, dipadukan dengan tempe bacem. Ternyata, makanan tersebut disukai oleh orang-orang di Keraton Yoyakarta.

Sejak saat itu, Sastrodinomo selalu mengirimkan persembahan berupa jadah tempe. Dibantu istri dan anak-anaknya, ia pun mulai berjualan makanan tersebut dan membuka warung kecil di kawasan Telaga Putri Kaliurang pada 1950.

Pada 1965, Sultan Hamengkubuwono IX (1940-1988) berkunjung ke Kaliurang dan mampir di warung milik Sastrodinomo. Jadah tempe buatan Mbah Sastrodinomo memiliki cita rasa yang khusus, meskipun saat itu sudah banyak orang yang berjualan kuliner serupa.

Untuk membedakannya dengan jadah tempe yang lain, atas saran istri Sultan HB IX, yakni Kanjeng Ratu Ayu Hastungkara, warung tersebut diberi nama Jadah Tempe Mbah Carik, mengingat Sastrodinomo dulunya adalah seorang carik.

Sultan HB IX sangat menyukai jadah tempe buatan Mbah Carik. Bahkan, tak jarang sang raja mengutus pegawai keraton ke Kaliurang untuk membeli Jadah Tempe Mbah Carik. 

Dikutip dari Majalah Adiluhung: Pelestari Budaya Nusantara Edisi 01 (2013), Jadah Tempe Mbah Carik di Kaliurang bertahan secara turun-temurun dan sudah memasuki generasi keempat. Saat ini, produksi Jadah Tempe Mbah Carik dikelola oleh cicit Sastrodinomo.

M. RIZQI AKBAR 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus