Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Liburan ke Yogyakarta kurang lengkap bila tak membawa oleh-oleh khas kota pelajar tersebut. Yogyakarta memang dikenal sebagai kota yang memiliki beragam tempat wisata mulai dari wisata alam, wisata sejarah, hingga wisata kuliner. Namun bagi wisatawan, membeli oleh-oleh khas Yogyakarta menjadi salah satu agenda wajib yang tak boleh dilewatkan. Apa saja oleh-oleh khas Yogyakarta yang bisa dibawa pulang ke rumah? Yuk, simak rekomendasinya.
Rekomendasi Oleh-oleh Khas Yogyakarta
Ketika membahas oleh-oleh Yogyakarta, hal pertama yang terlintas di benak kita pasti bakpia. Kue khas ini memang menjadi pilihan oleh-oleh sejuta umat yang berwisata ke Yogyakarta. Perlu diketahui, selain bakpia, ada juga berbagai jenis oleh-oleh khas dari kota yang dipimpin sultan tersebut. Apa saja? Simak rekomendasi oleh-oleh tradisional khas Yogyakarta selengkapnya di bawah ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Bakpia
Bakpia termasuk oleh-oleh dari Yogyakarta paling legendaris. Bakpia merupakan kue yang terbuat dari tepung yang memiliki beragam isi seperti kacang hijau, cokelat, susu, durian, green tea, dan masih banyak varian rasa lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perajin bakpia di Yogyakarta kembali menggeliat pasca pandemi Covid-19 mereda. Foto: Istimewa
Buat Anda yang sedang berwisata ke Yogyakarta, Anda bisa mengunjungi gerai-gerai bakpia ternama diantaranya Bakpia Pathok, Bakpia Patuk, Bakpia Kurnia Sari, Bakpia Tugu Jogja, Bakpia Juwara Satoe, dan Bakpia Mutiara.
- Brongkos
Brongkos merupakan olahan berkuah yang menggunakan daging sapi sebagai bahan utama. Sensasi manis gurih brongkos sangat cocok disajikan dengan nasi hangat. Rasa brongkos sekilas mirip dengan rawon. Anda bisa membelinya di warung-warung yang tersebar di Yogyakarta.
- Cokelat Monggo
Cokelat Monggo adalah cokelat asli yang menjadi khas Yogyakarta. Kata "monggo" diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti "silahkan". Untuk membelinya, langsung saja mendatangi outletnya yang terletak di kawasan Malioboro. Para pecinta cokelat juga bisa menyaksikan proses pembuatan coklatnya secara langsung di pabrik pada jam-jam tertentu. Cokelat Monggo tersedia dalam berbagai varian rasa cokelat yang menggoda selera. Beberapa variannya meliputi caramello, white chocolate, macademia, marzipan, bahkan ada varian coklat yang dicampur bahan lain seperti red chili, mangga, dan durian.
- Geplak
Geplak merupakan kudapan berbentuk bulat warna-warni yang terbuat dari tepung beras. Dengan dibalut parutan kelapa, geplak memiliki rasa yang unik. Dahulu kala, makanan ini diciptakan sebagai pengganti makanan pokok nasi. Seiring dengan kemajuan jaman, geplak pun kini menjadi makanan khas Jogja. Geplak kerap ditemukan di daerah sekitar Bantul.
Geplak. Foto : wikipedia
- Gethuk
Gethuk, olahan singkong yang lembut, dikombinasi dengan rasa manis. Rasa khas gethuk menjadikannya sebagai menu oleh-oleh yang tak boleh dilewatkan para wisatawan. Gethuk sering ditemukan di pasar tradisional maupun di gerai-gerai yang terletak di sekitar kawasan tempat wisata.
- Gudeg
Sudah tidak asing di telinga, gudeg merupakan kuliner khas Yogyakarta paling ikonik. Gudeg terbuat dari nangka dengan campur rempah dan santan yang gurih. Tak hanya dinikmati di tempat, saat ini ada banyak pilihan gudeg kaleng yang bisa dijadikan oleh-oleh. Rekomendasi tempat membeli gudeg di Jogja adalah Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925, Gudeg Yu Djum, Gudeg Kaleng Bu Lies, Gudeg Kaleng Andrawina Loka, dan Gudeg Kaleng Mbarek Bu Hj Ahmad.
- Jadah Tempe
Jadah tempe merupakan salah satu hidangan khas Yogyakarta yang bisa dengan mudah ditemukan di kawasan Kaliurang, Kabupaten Sleman. Rekomendasi jadah tempe yang terkenal di daerah Kaliurang adalah Jadah Tempe Mbah Carik.
Jadah tempe. Foto : grabfood
- Kipo
Nama kipo diambil dari singkatan "iki" dan "opo" dalam Bahasa Jawa yang jika digabungkan memiliki makna "ini apa". Cemilan khas satu ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan tepung ketan, daun pandan, dan parutan kelapa. Jajanan ini memiliki harga yang tergolong ramah di kantong jika dibandingkan dengan jajanan lain.
- Keripik Welut
Keripik merupakan camilan renyah favorit banyak orang. Camilan ini dapat dibuat dari berbagai bahan, salah satunya belut. Kata "welut" dalam Bahasa Indonesia berarti "belut". Bagi para wisatawan yang suka camilan gurih, wajib membeli oleh-oleh yang satu ini.
Kripik belud. Foto : Tokopedia
- Kue Oma Opa
Pilihan kue yang bisa dijadikan oleh-oleh yaitu kue Oma Opa. Kue Oma Opa adalah kue ogura khas Jepang yang memiliki tekstur super lembut dengan banyak varian rasa. Kue ini menjadi pilihan yang pas untuk para pecinta kue dengan tekstur lembut dan rasa pas yang tidak berlebihan.
- Lumpia
Lumpia Samijaya termasuk kuliner yang populer di Malioboro, Yogyakarta. Varian lumpia yang disajikan meliputi lumpia berisi bengkuang, taoge, wortel, daging ayam, dan telur puyuh. Selain bisa dimakan di tempat, para wisatawan juga bisa melakukan pemesanan khusus jika ingin membawa pulang oleh-oleh satu ini.
- Salak Pondoh
Di samping hidangan olahan, Jogja juga menyediakan oleh-oleh buah segar, yaitu salak pondoh. Rasanya yang manis menjadi salah satu alasan buah ini banyak diminati oleh para wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Tempat budidaya salak pondoh yang terkenal di Yogyakarta yakni Sleman, kabupaten yang terletak di lereng Gunung Merapi. Selain membeli salak, para wisatawan juga berkesempatan untuk memetik buahnya secara langsung di kebun.
- Yangko
Oleh-oleh khas Jogja yang tidak boleh terlewat ialah yangko. Terbuat dari tepung ketan, yangko memiliki tekstur sangat kenyal. Tekstur dan rasa yangko mirip dengan mochi. Sensasi lembut dan manis dari yangko akan memanjakan lidah ketika dikunyah.
Itulah dia beberapa rekomendasi oleh-oleh khas Yogyakarta yang bisa Anda bawa pulang. Selesai berwisata, saatnya membeli oleh-oleh.
LALA DITA PANGESTU
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.