Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Sejarah Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Tahun Baru Imlek

Kue keranjang adalah salah satu makanan yang identik dengan Tahun Baru Imlek. Kue dari ketan yang manis ini ternyata sudah aja sejak 2.500 tahun lalu.

10 Februari 2024 | 22.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah pekerja menata kue keranjang di Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Senin 24 Januari 2022. Jelang Hari Raya Imlek, produksi dodol di tempat tersebut meningkat hingga lima kali lipat dibanding hari biasanya. ANTARA FOTO/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun Baru Imlek tak akan lengkap tanpa hidangan kue keranjang. Kue dengan rasa manis dan tekstur kenyal serta lengket ini memiliki arti dan filosofi yang begitu bermakna bagi masyarakat Tionghoa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

China Highlight dalam laman resminya menjelaskan beberapa hal mengenai asal-usul kue keranjang. Ada satu legenda yang menyebutkan kue keranjang ini dikaitkan dengan Dewa Dapur dan kue menjadi persembahan untuk dewa tersebut yang diyakini oleh masyarakat Tionghoa berada di setiap rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak orang Tionghoa yang meyakini setiap tahunnya Dewa Dapur akan melaporkan berbagai hal kepada Kaisar Giok terkait si empunya rumah tempat sang dewa tinggal. Untuk mencegah dewa mengatakan hal-hal buruk maka pemilik rumah akan mempersembahkan kue keranjang yang legit dan lengket. Tujuannya agar Dewa Dapur tutup mulut sehingga tidak melaporkan hal-hal buruk kepada Kaisar Giok.

Makanan para prajurit
Asal-usul hadirnya kue keranjang atau Nian Gao juga diceritakan dalam sejarah perang di Cina yang sudah ada sejak 2.500 tahun lalu. Cerita itu menyebutkan asal usul Nian Gao sudah ada sejak mangkatnya politikus sekaligus jenderal perang dari Kerajaan Wu, yaitu Wu Zixu. Setelah Wu tewas, Raja Yue yang bernama Goujian menyerang ibu kota Kerajaan Wu dan menyebabkan banyak tentara terjebak di dalam tembok besar kota tersebut. Para tentara yang kelaparan itu tidak memiliki persiapan makanan dan banyak yang kemudian tewas akibat kelaparan.

Para prajurit yang masih selamat kemudian mengingat perkataan mendiang Jenderal Wu jika butuh makanan, para prajurit harus menggali tepi tembok kota sedalam 1 meter untuk bisa mendapatkan makanan. Para prajurit yang tersisa pun melaksanakan ucapan yang pernah dikatakan Raja Wu itu. Rupanya, fondasi tembok kota adalah balok yang terbuat dari nasi ketan sehingga tembok dapat berdiri kokoh dan lengket ke tanah. 

Nasi ketan yang menjadi fondasi itulah yang kemudian menyelamatkan nyawa para prajurit dari kelaparan. Karena itu, kue keranjang atau Nian Gao selama periode Tahun Baru Imlek dianggap dapat membawa keberuntungan dan berbagai hal-hal positif.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus