Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan bersejarah di Singapura beberapa waktu lalu antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sangat disorot dunia. Terjadi kesepakatan politik antar kedua negara yang menjadi perbincangan publik. Tetapi, di luar urusan politik antar negara, busana pakaian masing-masing pemimpin tersebut juga tidak luput dari perhatian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terlebih, busana pakaian Kim Jong Un. Sudah menjadi hal yang biasa melihat Kim Jong Un mengenakan pakaian yang serba hitam dalam setiap kesempatan publikasinya. Pakaian yang dikenakan Kim Jong Un disebut setelan Mao. Dan khusus untuk Kim, kemeja Mao panjang resminya berbentuk oval. Tidak ketinggalan juga celana bahan hitam panjangnya.Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un (kiri), berjabat tangan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, Ahad, 10 Juni 2018. Kim bertemu dengan PM Singapura sesaat setelah tiba di negara ini. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI SINGAPURA/REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut legenda, bapak Tiongkok modern, Yat-sen, adalah sosok yang menciptakan setelan Mao pada awal tahun 1900-an. Mao Zedong. Sebagai pendiri Republik Rakyat Cina (RRC), ia mempopulerkannya pertama kali saat ia berjaya.
Sepanjang masa pemerintahannya, gaya pakaian Mao adalah satu-satunya hal yang diperbolehkan untuk dikenakan rakyatnya. Jenis bahan Mao pun tergantung pada tingkat penghasilan rakyat saat itu, berkisar dari jenis poliester yang tidak nyaman hingga wol yang gatal.
Bagi Kim Jong Un, mengenakan busana serba hitam memiliki maknanya sendiri. Seorang profesor budaya Korea di UCLA, Suk-Young Kim, nuansa hitam merupakan simbolis warisan dari Kakek Kim. Saat masa pemerintahan Kim Il Sung(kakek Kim Jong Un sekaligus pendiri Korea Utara), ia juga selalu mengenakan pakaian Mao hitammya. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in saling berbincang dalam pertemuan di desa gencatan senjata Panmunjom, Korea Utara, 26 Mei 2018. Kedua pemimpin itu saling bertukar opini mengenai implementasi deklarasi, sekaligus membahas pertemuan Korea Utara dan AS. KCNA via AP
Menurut Suk-Young, ini menjadi sebuah cara Kim Jong Un untuk melegitimasi kekuasaannya. Sebagai pendatang baru dalam tahta kekuasaan, Kim Jong Un harus menetapkan dirinya sebagai pemimpin yang sah. “Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menghubungkan citranya langsung dengan milik kakeknya,” kata Suk-Young.
Penting bagi Kim Jong Un untuk tampil berbeda dan tidak berbaur dengan setelan Barat lainnya. Terlihat bahwa Kim Jong Un ingin menunjukkan identitas khas Korea Utara, dan tidak akan terpengaruh dengan lingkungan luar.Foto yang diambil dari rekaman video, memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tengah bersalaman dengan Presiden Cina, Xi Jinping dalam kunjungan di Cina 28 Maret 2018. CCTV via Reuters TV
Seiring perkembangannya, saat ini setelan Mao bukanlah pakaian khas untuk masyarakat Korea Utara saja. Bahkan, Kim Jong Un bukanlah satu-satunya pemimpin komunis yang mengenakan setelan Mao. Presiden China, Xi Jinping, turut mengenakan pakaian Mao pada acara-acara resmi.
ESQUIRE | NYTIMES | RACKED