Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Burger dan pecel, dua produk kuliner dari latar budaya yang amat berbeda, bila dikombinasikan dalam satu sajian, apa jadinya? Heran, barangkali menjadi respons beberapa orang ketika pertama kali mendengarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gode Burger, warung penjaja burger di Jakarta yang mengangkat citarasa lokal itu, membuat orang penasaran dengan inovasi yang diangkat. Penggagasnya adalah Dwi Kumalasari, Handry Kristian, Qisthi Zatu Rizani, dan Steven Christpoher, yang merupakan mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta. Mereka tak menampik banyak pengunjung yang ragu-ragu dengan kombinasi masakan Nusantara dan western tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Banyak yang enggak percaya dengan rasa burger pecel,” kata Mala saat ditemui di Gode Burger, PHX Grogol, Jakarta Barat, Rabu, 21 Maret 2018.
Tempo lantas menjajal tiga menu kombinasi fast food dan local taste ini. Menu pertama yang dihidangkan adalah burger pecel. Nama menu tersebut Hello Yellow Chicken pecel. Sesuai dengan namanya, bun atau roti pada burger tampak berwarna kuning. “Kami menggunakan pewarna dari ekstrak wortel,” kata Mala.
Burger pecel hello yellow, menu utama warung Gode Burger di PHX Grogol, Jakarta Barat. TEMPO/Francisca Christy RosanaBurger pecel hello yellow, menu utama warung Gode Burger di PHX Grogol, Jakarta Barat. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Bahan alami yang digunakan terlihat dari warnanya yang tak terlalu tajam. Di antara dua bun yang ditumpuk, terdapat patty. Patty ini terbuat dari daging ayam dimasak dengan tepung krispi. Di atas patty ayam, diletakkan pecel dengan sayuran kangkung dan tauge yang telah disiram sambal kacang.
Selain burger pecel, dua burger selanjutnya tak kalah bikin penasaran. Burger rendang, misalnya. Menu itu dinamakan Classic Beef Rendang.
Classic merujuk pada penggunaan bun atau roti yang berwarna cokelat, seperti burger pada umumnya. Di antara bun terapit beef patty, daun singkong, dan bumbu rendang.
Burger rendang Padang classic beef rendang Gode Burger di PHX Grogol, Jakarta Barat. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Adapun burger sambal matah yang rotinya berwarna merah muda, dijuluki Pretty Purple Chicken Matah. Burger ini mengadopsi masakan tradisional Bali. Sambal matah menjadi kekuatan utama dari rasa burger.
Sambal yang pedas dan bawang yang segar, serasa yang melahapnya lupa kalau masakan ini burger. Petty ayam yang menjadi komplemen tambahan pada burger terasa seperti ayam goreng yang dibumbui tepung dan dimasak cukup garing.
Alih-alih aneh, ketiga burger besutan para mahasiswa yang membuka bisnis kuliner untuk tugas akhir kuliah itu justru terasa berpadu. Menu ini juga bisa menjadi alternatif buat Anda yang ingin makan burger, tapi takut gemuk. “Bisa jadi alternatif menu sehat, daripada beli burger junkfood,” ucap Mala.
Masing-masing burger dibanderol Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Menu ini biasa disantap untuk makan siang dan makan malam. Tak seperti burger pada umumnya yang dijadikan menu camilan, ukuran burger Gode yang cukup besar membuat perut kenyang.
Burger Gode bisa dipesan online melalui aplikasi ojek online atau melalui akun berbagi gambar Instagram.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA