Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pecinta fashion, sepatu kulit mungkin masih dianggap sesuatu yang spesial dan mewah. Selain memiliki sisi kemewahan, sepatu kulit juga lebih terlihat rapi dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Sepatu berbahan kulit eksotis seperti kulit reptil ular, buaya, biawak dianggap memiliki kemewahan tersendiri. Sayang, eksploitasi terhadap hewan-hewan reptil tersebut sangat mengerikan dan sering ditolak banyak orang.
Salah satu karya sepatu dari kulit ayam produksi Hirka/Andry Adriansyah
Salah satu alternatif kulit yang digunakan untuk sepatu, dibuat oleh perusahaan Hirka. Hirka fokus membuat sepatu menggunakan bahan baku kanvas dan kulit kaki ayam. Perusahaan yang berdiri pada tahun 2015 dan didirikan oleh Nurman Farieka Ramdhany.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terinspirasi dari sang ayah, Nurman mencoba berinovasi membuat suatu produk yang tidak dijual oleh banyak orang. Pada awalnya, ia berpikir untuk membuat tas dan dompet dari kulit kaki ayam. Namun, setelah melakukan riset yang lebih mendalam ternyata sepatu lebih banyak diminati.
Proses pembuatan sepatu dari ceker ayam/Andry Adriansyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usaha ini dimulai pada tahun 2015 dan berfokus pada cara pewarnaan ceker ayam agar menghasilkan warna yang cantik dan unik. Dengan teknologi penyamakan yang diuji coba selama 1 (satu) tahun, kulit ceker ayam yang semula hanya limbah dengan nilai yang rendah, dapat menjadi bahan dasar sepatu formal yang eksklusif, eksotis, dan mewah. Pada tahun 2016, Hirka mulai memproduksi sepatu dan di tahun 2017 melalui ajang INACRAFT, Nurman Farieka Ramdhany mulai menjual produknya.
Proses pembuatan sepatu dilakukan beberapa tahap untuk mengolah kulit ceker ayam terlebih dahulu. Prosesnya melalui tahap persiapan (Curing), Pre-Tanning, Penyamakan, lalu Finishing.
Setelah proses pengolahan kulit ceker ayam, dilakukan pembuatan sepatu dengan menentukan desain dan membuat pola terlebih dahulu. Setelah itu, kulit ayam disusun dan dijahit dengan melakukan pemotongan komponen yang akan dibentuk menjadi upper. Setelah selesai, upper dijahit dan melakukan produksi outsole juga insole. Lalu dilakukan proses perakitan yang akan menggabungkan semua komponen untuk hasil akhir menjadi sepatu.
Kulit ceker ayam dipilih Nurman demi mengurangi limbah dan dari segi tekstur, ceker ayam juga memiliki gradasi warna yang unik apabila sudah diproses. Hal ini memungkinkan setiap pelanggan mendapatkan motif yang berbeda satu sama lainnya.
Selain itu, penggunaan kulit ceker ayam juga dapat membantu mengurangi eksploitasi pemakaian kulit reptil yang sedang marak saat ini. Kulit ceker ayam juga memiliki tekstur seperti berlian yang tak kalah eksotis dari kulit reptil lainnya.
Usaha ini juga bertujuan untuk memperkenalkan sepatu kulit yang berbeda dengan yang lain dan ingin menjadikan sepatu ceker ayam sebagai ciri khas Kota Bandung yang memiliki kualitas terbaik. Selain itu, usaha ini juga ditujukan untuk membantu perekonomian warga sekitar yang membutuhkan pekerja, sekaligus memberdayakan para pengrajin sepatu.
Dengan menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar yang saat ini ada 4 (empat) orang yang diberdayakan, usaha ini berhasil membantu meningkatkan taraf perekonomian di daerah sedikit demi sedikit. Modal awal yang dikeluarkan dalam usaha ini Rp 2 juta. Saat ini Nurman sudah mendapatkan omzet sebesar Rp 40 - 60 juta per bulan meskipun belum memiliki cabang.
Salah satu karya sepatu dari kulit ayam hasil produksi Hirka/Andry Adriansyah
Dengan karyanya, Nurman mengatakan perusahaan Hirka telah meraih berbagai penghargaan seperti terpilih sebagai desain produk terbaik di Kota Bandung. Hirka juga pernah menjadi finalis dalam 100 besar BliBli competition season 1 dan 2, juga menjadi juara 2 UMKM terbaik di Festival Pesona Lokal. Pada awal Oktober 2019, Nurman pun menjadi salah satu pemenang Astra Satu Indonesia Awards 2019 bidang Kewirausahaan dan mendapatkan hadiah sebesar Rp 60 juta.
Salah satu sepatu dari kulit ayam/Andry Adriansyah
Penghargaan itu pun diikuti dengan meningkatnya pemesanan sepatu dari 100 menjadi 200 pasang. Awalnya, sepatu dari bahan kulit ayam itu hanya terjual berdasarkan informasi mulut ke mulut. Saat ini penjualannya sudah mencapai beberapa daerah di Indonesia seperti Aceh, Kalimantan, Jakarta, Jawa, dan Sumatra. Penjualan dilakukan melalui media sosial Instagram dengan nama @hirkastore dan promosi di beberapa stasiun TV di Indonesia yang kerap mengundang Nurman untuk menjelaskan produk Hirka ini. Selain itu, usaha ini juga sudah memiliki beberapa pelanggan dari luar negeri seperti dari Singapura, Malaysia, Hongkong, Brasil, dan Prancis meskipun masih dalam skala kecil.