Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kopi luwak menjadi minuman eksklusif yang mahal. Lalu bagaimana dengan kopi gajah. Mungkin kopi gajah belum familiar di Indonesia. Namun, kopi dan teh yang berasal dari sisa kotoran gajah disebut sebagai salah satu minuman langka dan dijual dengan harga yang mahal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kopi gajah bisa jadi bakal menyaingi popularitas kopi luwak -- sebagai contoh minuman olahan yang berasal dari sisa kotoran hewan. Kopi luwak berasal dari biji kopi yang diambil dari sisa kotoran hewan luwak. Luwak atau musang biasanya memilih biji kopi yang benar-benar matang. Setelah dimakan, kopi-kopi itu dikeluarkan bersama kotoran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah melalui proses pencucian dan penjemuran, maka didapatlah biji kopi terbaik dengan sebutan kopi luwak.
Baru-baru ini, Akshay Kumar aktor asal India, mengungkapkan bagaimana dia mencicipi teh yang berasal dari kotoran gajah dalam acara "Into the Wild with Bear Grvlls" episode khusus. Meski dalam penayangannya tidak diperlihatkan cara pembuatannya, ternyata kotoran gajah memang digunakan untuk membuat merek minuman hibrida teh-kopi yang langka.
Dilansir Indian Express, ide membuat minuman dari kotoran gajah berawal dari Thailand. Gajah diberi makan biji kopi arabika Thailand terlebih dahulu, dengan mencampurkannya ke dalam makanan gajah.
Menurut Africageographic, gajah adalah hewan herbivora dan proses fermentasi yang mereka gunakan untuk memecah selulosa dalam makanan gajah menghasilkan "rasa buah manis" pada limbahnya, sehingga menghasilkan produk teh-kopi hibrida dengan "rasa cokelat, biji kopi".
Begitu gajah mengeluarkan biji kopi, biji tersebut langsung diambil, dicuci dan dijemur. Setelah kering, biji tersebut dikuliti dan disortir dengan mesin dan akhirnya dipanggang.
Hibrida teh-kopi gajah yang populer dikenal dengan sebutan Black Ivory Coffee, yang pertama kali diproduksi oleh perusahaan eponim di Golden Triangle Asian Elephant Foundation di Chiang Saen, sebuah tempat perlindungan terhadap gajah.
Blake Dinkin, pendiri 'Black Ivory Coffee' sedang bereksperimen dengan rasa kopi yang difermentasi dalam perut gajah. Foto: @black_ivory_coffee
Black Ivory Coffee dianggap paling langka di dunia dan salah satu kopi termahal, yang sekarang dijual ke hotel-hotel bintang lima tertentu. Sekira 33 kg biji kopi yang dimakan gajah, hanya dapat menghasilkan kurang lebih 1 kg kopi.
Sementara itu, untuk harga jual satu paket Black Ivory Coffee atau 35 gram senilai US$100 dolar atau setara Rp,1,4 juta.