Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Siapa Bilang Jatuh Cinta dari Mata ke Hati, Begini Penjelasan Kimiawinya

Saat jatuh cinta, seseorang cenderung merasa senang, bersemangat dan bergairah. Efek cinta ini ternyata bisa dijelaskan secara kimia.

2 Juli 2021 | 19.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi manipulator cinta by boldsky

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat jatuh cinta, seseorang cenderung merasa senang, bersemangat dan bergairah. Efek cinta ini ternyata bisa dijelaskan secara kimia, berikut penjelasannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut The Great Courses Daily, saat merasakan cinta, seseorang akan dipenuhi phenylethylamine atau PEA. Phenylethylamine adalah neurotransmitter yang melibatkan perasaan bergairah saat mencintai seseorang. Bahan kimia phenylethylamine terkait dengan amfetamin, yang memberikan efek stimulan pada suasana hati dan energi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Inilah sebabnya mengapa seseorang yang sedang jatuh cinta mengalami rasa bersemangat, cerita dan optimis. Contoh kecilnya adalah ketika seseorang rela bergadang untuk terus membalas pesan orang yang dicintai.

Sebab itu ketika seseorang gagal dalam romansa percintaan, ia akan mengalami kehancuran emosional dan depresi, karena hilangnya efek amfetamin dan stimulan yang dirasakan ketika bersama orang yang dicintai.

Lebih lanjut, dalam laman The Conversation dijelaskan benar apa manfaat phenylethylamine dalam mempengaruhi cinta. Phenylethylamine memicu pelepasan neurotransmiter yaitu dopamin dan norepinefrin yang menimbulkan sistem hasrat ketagihan, sama efeknya dengan narkotika kokain, maupun nikotin.

Efek dopamin menginduksi perasaan senang yang intens, sedang norepinafrin mengakibatkan perasaan gugup saat bersama orang yang dicintai, menyebabkan efek berkeringat pada telapak tangan, hiperventilasi, dan perasaan "ada kupu-kupu di perut".

Phenylethylamine menyebabkan orang yang jatuh cinta melihat objek yang dicintai sebagai “Mawar” yang menawan. Hal ini memicu timbulnya perasaan kekaguman, ingin memiliki dan perasaan-perasaan lain yang hanya bisa dirasakan oleh kedua orang yang saling mencintai. Contohnya melihat orang yang dicinta sebagai pria yang sangat tampan, padahal orang lain tidak melihat pria tersebut tampan.

Sementara itu, laman Reagent menjelaskan bahwa neurotransmitter yang berasal dari phenylethylamine  bertindak sebagai neuromodulator dengan meningkatkan tingkat ekstraseluler dopamin dan modulasi transmisi noradrenergik. Saat zat kimia ini bersatu, terbentuklah chemistry cinta antara orang yang saling mencintai. Mereka juga merupakan alasan mengapa seseorang merasakan gairah romantis, rasa empati dan berenergi.

Menurut laman chm.bris.ac.uk, cokelat sebagai salah satu makanan yang mengandung phenylethylamine, yang berhubungan dengan amfetamin dan meningkatkan kadar tekanan darah dan glukosa darah. Hal yang diyakini membantu otak melepaskan bendorfin, peptida opioid yang mendorong efek menyenangkan. Alasan inilah yang dianggap mengapa cokelat dikatakan sebagai simbol jatuh cinta, sebab cokelat dan rasa cinta sama-sama membangkitkan zat kimia phenylethylamine pada tubuh.

DELFI ANA HARAHAP

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus