Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Susu mengandung gizi yang baik bagi tubuh. Namun susu segar harus segera diproses agar dapat dikonsumsi dengan aman oleh masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada berbagai macam jenis susu yang dapat dikonsumsi sebagai tambahan asupan gizi setiap hari. Masyarakat biasanya mengonsumsi susu bubuk dan cair setelah pengolahan dengan suhu tinggi. Susu cair sendiri dikelompokkan ke dalam susu UHT (ultra high temperature) dan susu pasteurisasi sesuai dengan cara pemrosesan.
Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik, mengatakan susu UHT adalah susu yang dipanaskan dalam suhu 140 derajat celsius selama 1-2 detik. Hal ini untuk membunuh patogen yang ada di dalamnya
“Karena dia steril, dia sering disimpan di rak tanpa pendingin di supermarket,” katanya dikutip dari laman resmi IPB, Ahad, 15 Agustus 2021.
Adapun susu pasteurisasi, mengutip dari laman resmi Frisian Flag, adalah proses pemanasan pada susu segar sebelum susu tersebut siap untuk dikonsumsi. Susu ini dipanaskan dengan suhu sekitar 30-60 derajat celcius selama kurang lebih 30 menit. Pemanasan susu tidak merusak gizi yang ada di dalamnya dan justru dapat membunuh bakteri dan virus yang ada di dalamnya.
Susu UHT memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan susu pasteurisasi. Dalam kemasan, susu UHT dapat bertahan antara 6-12 bulan dan hingga 5 hari setelah kemasan dibuka. Susu pasteurisasi hanya dapat bertahan selama 4-5 jam dalam suhu ruangan dan 3 hari dalam lemari pendingin. Mengonsumsi susu pasteurisasi harus dilakukan dengan cara dituang terlebih dahulu ke gelas jika tidak ingin memperpendek masa konsumsi.
Susu UHT dinilai lebih steril dibandingkan dengan susu pasteurisasi karena semua bakteri dapat langsung dimusnahkan. Masih ada bakteri tersisa di susu pasteurisasi, tetapi bukan jenis yang menyebabkan penyakit berbahaya.
Kandungan gizi dalam kedua susu tidak banyak berubah, terutama dalam susu pasteurisasi sehingga membuat rasanya lebih kental dan kuat. Proses pemanasan susu mengakibatkan proses fortifikasi, yaitu penambahan mikronutrien atau vitamin dan unsur renik, seperti vitamin D.
DINA OKTAFERIA
Baca juga: