Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Susu Formula Hipoalergenik untuk Bayi yang Alergi ASI, Apa Cirinya?

ASI terkadang tidak cocok karena beberapa anak ada yang alergi laktosa sehingga harus menggunakan susu formula hipoalergenik. Apa cirinya?

23 Mei 2022 | 15.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kim Anatra mencampur sebotol susu formula menggunakan kaleng terakhir keluarga saat mereka berjuang untuk menemukan susu formula untuk putri mereka yang berusia 5 bulan, Sienna, di tengah berlanjutnya kelangkaan susu formula bayi dan balita secara nasional, di Houston, Texas, AS, 19 Mei 2022 REUTERS/Callaghan O'Hare

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - ASI merupakan makanan pokok saat bayi, namun terdapat beberapa bayi yang tidak dapat menerimanya. Juga untuk susu formula tidak semua anak kecil dapat mengonsumsinya karena berbahan susu sapi. Faktor yang sering menjadi penyebab adalah alergi dengan laktosa atau protein susu sapi.  Melansir dari Nhs.uk, susu hipoalergenik ini dapat dikonsumsi bayi sejak lahir namun hanya dalam pengawasan medis meski dijual bebas di apotek maupun tempat perbelanjaan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Susu hipoalergenik merupakan susu formula yang proteinnya telah dipecah atau melalui hidrolisis. Mengutip dari Verywellhealth.com, susu hipoalergenik pada dasarnya merupakan protein susu yang dipecah menjadi bagian yang lebih kecil agar tidak menimbulkan reaksi alergi ada anak. Protein dalam formula hipoalergenik juga disebut dengan formula elemental. 

Jenis Susu Formula Hipoalergenik

Susu formula hipoalergenik terdiri atas beberapa jenis, mulai dari  terhidrolisis sebagian, yang mana tidak semua protein dipecah sehingga susu formula ini tidak benar-benar hipoalergenik. Lalu terdapat susu formula dengan hidrolisis ekstensif yang mengandung protein susu terkecil. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Susu formula yang benar-benar hipoalergenik adalah susu formula dengan asam amino bebas. Di mana protein dipecah menjadi blok asam amino. Susu ini diberikan pada anak yang benar-benar tidak dapat menerima susu formula dengan hidrolisis. Harga dari susu ini juga lebih mahal dari susu formula yang dihidrolisis. 

Berdasar keterangan darI The American Academy of Pediatricians susu hipoalergenik hanya diberikan pada anak dengan kondisi medis yang jelas. Bayi yang memiliki sensitivitas biasanya cukup diberikan susu formula yang berasal dari kedelai, namun beberapa anak juga alergi terhadap protein susu kedelai. 

Terdapat tanda-tanda yang bisa dikenali apakah bayi memiliki alergi terhadap laktosa seperti diare, muntah. eksim, sesak napas, dan terjadi kolik atau iritabilitas ekstrim saat mengonsumsi susu formula yang mengandung laktosa. 

Selain tanda tersebut, dalam Healthline.com juga disebutkan alergi laktosa dapat didiagnosis dengan tes tinja, tes darah, tes alergi dengan tusuk kulit atau sampel, dan tantangan makanan. Biasanya tanda-tanda ini akan muncul dalam kurun waktu 3-6 jam dan bertahan hingga 2 minggu setelah konsumsi. 

Dalam Verywellfamily.com juga disebutkan, terdapat beberapa perubahan yang bisa terjadi setelah beralih menggunakan susu formula hipoalergenik. Tinja bayi umumnya berubah warna, konsistensi, dan frekuensinya. Tinja akan berubah menjadi padat dengan frekuensi yang lebih jarang.

TATA FERLIANA 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus