Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

7 Mei 2024 | 11.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pikun atau secara kesehatan dapat juga disebut sebagai demensia adalah kondisi di mana sering kali melupakan beberapa hal di saat sedang melakukan aktivitas. Keadaan pikun umumnya terjadi pada orang yang sudah lanjut usia atau lansia. Namun, ada beberapa faktor juga yang menyebabkan pikun dapat terjadi di usia muda.

Dilansir dari yankes.kemenkes.go.id, pikun adalah kehilangan jiwa atau secara umum dapat diartikan sebagai penurunan fungsi bagian luar jaringan otak atau cortex yang menyebabkan penurunan intelektual. Penurunan intelektual itu akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari seperti berbahasa, berkomunikasi, dan pengendalian emosi.

Menurut penelitian Llewellyn, Kuzma dkk dalam jurnal JAMA pada 2018, kepikunan dapat terjadi melalui akumulasi kebiasaan buruk dalam jangka waktu yang panjang. Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah kepikunan di usia muda:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Asah Kinerja Otak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kinerja otak dapat diasah melalui banyak hal, salah satunya bermain. Beberapa permainan seperti teka-teki silang atau tetris dapat membantu Anda untuk memperkuat daya ingat, meningkatkan konsentrasi, dan membantu untuk meningkatkan problem solving atau pemecahan masalah. Selain menyenangkan, permainan tersebut membantu untuk mencegah penurunan daya ingat.

2. Rutin Olahraga

Olahraga kecil atau aktif beraktivitas dapat membantu Anda untuk meningkatkan fungsi memori otak. Hal ini dikarenakan saat tubuh aktif bergerak, aliran darah tidak terhambat sehingga oksigen dan nutrisi dalam darah dapat tersampaikan ke otak.

3. Meditasi dan Mindfulness

Relaksasi dengan cara meditasi dan mindfulness dapat membantu mengurai ketegangan dalam otak sehingga akan terjadi penurunan tingkat stress. Ketika tubuh dalam kondisi rileks, fungsi memori jangka pendek dan memori spasial akan meningkat.

4. Jaga Berat Badan

Selain menjaga kesehatan fisik, berat badan yang ideal juga dapat membantu mencegah kerusakan otak dan penurunan daya ingat

5. Berinteraksi Sosial

Dilansir dari studi The Journals of Gerontology: Series B, antisosial atau tidak adanya aktivitas sosial dapat menyebabkan hilangnya integritas materi abu-abu yang mempercepat kemungkinan demensia. Pentingnya bersosialisasi adalah menghindari kesepian yang berujung pada depresi.

6. Waktu Tidur yang cukup

Manusia dengan usia dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur selama tujuh atau lebih dari delapan jam per malam. Jika jam tidur kurang dari yang seharusnya, akan terjadi penurunan kinerja kognitif yang berkaitan dengan memori, penalaran, pemecahan masalah dan keterampilan komunikasi. Konsolidasi memori akan semakin kuat jika sudah memiliki waktu tidur yang cukup.

7. Pola Makan Sehat

Penurunan daya ingat dapat diantisipasi dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat seperti ikan, daging ayam, sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan. Tambahan berupa suplemen omega 3 juga dapat membantu fungsi otak.

8. Tidak Merokok

Rokok dapat menyebabkan risiko pikun atau demensia di kemudian hari karena dapat merusak sirkulasi darah ke seluruh tubuh terutama pembuluh darah di otak, serta jantung dan paru-paru.

EIBEN HEIZAR | MELINDA KUSUMA NINGRUM

Pilihan Editor: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Alzheimer dan Pikun

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus