Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tanda Anak Butuh Pemeriksaan Mata, dari Mengucek sampai Pusing

Kenali beberapa ciri anak butuh pemeriksaan mata agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut beberapa masalah yang biasa dialami.

20 Januari 2024 | 16.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis mata Lely Retno W. mengatakan orang tua perlu mengenali beberapa ciri anak butuh pemeriksaan mata agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Ia mengatakan biasanya salah satu masalah kesehatan mata yang dihadapi anak ialah penglihatan kabur atau buram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Salah satu ciri atau tandanya biasanya anak-anak suka memicingkan mata. Dia memicingkan mata untuk mencoba penglihatannya agar fokus agar apa yang dia lihat terlihat jelas," kata Direktur Klinik Utama Mata JEC-JAVA @ Pasuruan, Sabtu, 20 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, ciri lain anak butuh periksa mata ialah kerap mengucek mata karena merasa tidak nyaman dengan penglihatan yang tidak jelas. Kebiasaan mengucek mata biasanya disertai keluhan pusing. 

Periksa mata anak
Apabila ciri-ciri tersebut terjadi pada anak, orang tua dianjurkan menanyakannya terkait rasa tidak nyaman itu dan membawanya untuk mengikuti pemeriksaan mata agar bisa diketahui apakah matanya bermasalah atau tidak. Lely juga memberikan kiat mudah agar orang tua maupun anak bisa melakukan pemeriksaan awal apakah mata anak mengalami masalah atau tidak.

"Bisa dengan mencoba menutup salah satu mata, dari situ bisa dilihat penglihatannya kabur atau tidak. Anak-anak enggak pernah menutup salah satu matanya. Kalau dua-duanya terbuka kelihatannya oke-oke saja. Kalau satu ditutup ternyata mata lainnya kabur, itu artinya perlu diperiksa," papar Lely.

Terkait masalah gangguan penglihatan anak, pada akhir 2023 Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) menyebut sejak pandemi COVID-19 didapati 400 dari 1.000 anak Indonesia mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi dini. Salah satu penyebabnya ialah kebiasaan mengakses gawai yang tidak terkontrol dan membuat anak melebihi batas waktu ideal terpapar layar gawai.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus