Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

15 Mei 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anak SD Doyan Adegan Syur

ANAK Anda yang masih duduk di bangku sekolah dasar suka bermain Internet atau berlama-lama di rental VCD/DVD? Sebaiknya Anda waspada. Per-ingatan ini terutama buat orang tua yang tinggal di kawasan Jakarta, Bogor, Ta-ngerang, dan Bekasi. Soalnya, anak-anak SD di kawasan itu ternyata kini mulai menggemari gambar dan adegan syur yang diakses dari berbagai media, mulai dari Internet, televisi, hingga telepon genggam.

Survei yang dilakukan Ya-yasan Buah Hati terhadap 1.705 anak-anak kelas 4-6 SD di Jabotabek selama tahun 2005 me-nemukan banyak anak seumur ini mengenal- dan menggemari pornografi. Menurut Elly Ridwan, Ketua Yayasan Buah Hati, anak-anak yang jadi respondennya bahkan telah mengakses gambar dan adegan syur melalui berbagai media.

"Dari survei terhadap 134 SD di Jabota-bek, dike-tahui 20 persen siswa mengenal gambar itu dari Internet," kata Elly dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis pekan lalu. Sisanya, sekitar 25 persennya dari handphone, 2 persen dari film dan televisi, 12 persen dari VCD dan DVD, 17 persen dari novel, 12 persen dari majalah, 3 persen- dari koran dan tabloid, dan sisanya- dari media lain.

Hampir 35 persen anak-anak mengakses- gambar syur itu di rental Internet, 25 per-sen- mengakses di rumah, 22 persen meng-akses di komputer teman. Yang diakses pun mayoritas adalah situs yang biasa diakses orang dewasa.

Agar pengaruh gambar cabul tak semakin buruk, Elly Ridwan dan Wigrantoro Roes Setiyadi dari Masyarakat Telematika menyarankan para orang tua memasang Internet di ruang terbuka. Anak-anak diminta mengakses Internet dari rumah. Para orang tua juga diminta membuat kesepakat-an dengan anak mengenai kapan dan apa saja yang bisa mereka akses dari Internet.

Aspirin Cegah Gangguan Pendengaran

Aspirin tak hanya ampuh mengatasi sakit kepala, tapi juga bermanfaat mencegah gangguan pendengaran akibat antibiotik jenis aminoglycosides. Temuan tim ah-li gabungan dari Cina dan Amerika Serikat ini dilansir- New England Journal of Me-dicine, pekan lalu.

Menurut Jochen Schacht, profesor biologi kimia di Universitas Michigan, selama ham-pir 60 tahun antibiotik je-nis aminoglycosides di-gu-nakan untuk mengobati- infeksi akut, TBC, dan se-jumlah penyakit lainnya. Sayang, antibiotik ini member-ikan efek samping hilang-nya ke-mampu-an pendengaran.

Penelitian ini melibatkan 195 pasien Cina yang mene-rima 80 hingga 160 miligram- gentamicin (sejenis aminogly-cosides) lewat infus, dua kali sehari. Pemberian gentacimin- ini dilakukan selama 5-7 ha-ri. Sebanyak 89 di antara pasien itu diberi aspirin. Sisanya menerima pengobatan antibiotik dan obat yang berdampak plasebo (seolah-se-olah menyembuhkan).

Pengobatan ini sebelumnya- sudah dicobakan kepada tikus dan berhasil. Baru kemudian dicobakan kepada manusia. Ternyata tingkat gangguan pendengaran pada pasien yang meminum aspirin hanya 3 persen. Sedangkan yang tak diberi aspirin, 13 persen menderita ganggu-an.

Obat Hirup bagi Balita Asma

Para penderita asma sela-ma ini lazim mengguna-kan- obat hirup. Selain prak-tis, efek-nya cepat dan tidak menya-kitkan. Terapi ini ba-nyak digunakan pada penyakit salur-an napas. Namun- sejumlah kalangan meng-ang-gap obat ini punya efek sam-ping berbahaya bagi jan-tung ba-yi dan balita peng-idap- as-ma.

Benarkah? Penelitian ter-baru dari The National Intitutes of Health yang dilansir New England Journal of Medicine, Kamis pekan lalu, malah me-nyarankan obat hirup ini bagi balita peng-idap asma.

Penelitian mengambil sampel secara acak 285 anak bali-ta pada usia 2 dan 3 tahun yang berisiko terkena asma. Me-reka dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok meng-ikuti peng-obatan korti-kosteroid inhaler dengan diberi 88 miligram flu-cicasone propionate dalam bentuk semprot atau hirup, dua kali sehari.

Kelompok lain-nya- di-beri obat yang berdampak pla-sebo.- Peng-obat-an itu dilakukan selama dua tahun. Se-telah dua tahun, peneliti menemu-kan- bahwa pembe-rian dalam bentuk- terapi rutin lebih efektif ke-timbang tak rutin. Penelitian juga membuktikan pengobat-an kortikosteroid inhaler mem-perbaiki gejala klinis dan- faal paru serta menurun-kan derajat hiperaktivitas bron-kus atau saluran napas. Dengan demikian, serangan asma pada malam hari bisa dikurangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus