Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

8 Mei 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasur Kapuk Sarang Tungau

Kasur Anda dari kapuk? Rajin-rajinlah menjemur dan membersihkannya.- Penelitian terbaru membuktikan, di-banding kasur busa dan springbed, tilam je-nis ini lebih banyak mengandung tu-ngau debu rumah penyebab alergi. Padahal, me-nurut Heru Sundaru dari Divisi Alergi dan Imunologi Klinis Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, tungau debu tersebut- membuat orang jadi peka dan memicu mun-culnya gejala asma.

Penelitian melibatkan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dan Departemen Parasitologi Rumah Sakit Siriraj,- Bangkok. Hasilnya dilansir dalam forum Ja-karta Allergy and Cli-nical Immunology, di Ja-karta, akhir April.

Tim meneliti 307 contoh debu kasur milik orang kota dan 197 debu tilam kepunyaan warga desa. Contoh debu di-am-bil dari lapisan atas ka-sur dengan disedot meng-gunakan pengisap debu selama tiga menit.- Debu lalu diteliti di labo-ratorium untuk mengetahui kandungan tu-ngau penyebab alergi Der f1 (Dermatophagoide-s -fa-rinae) dan Der p1 (Dermatophagoides pte-ronyssinus).

Hasilnya, kasur kapuk warga perkotaan tertinggi mengandung konsentrasi Der f1 dibandingkan dengan springbed dan bu-sa. Untuk konsentrasi Der p1, tilam ka-puk terbanyak kedua setelah springbed. Se-dangkan di pedesaan, meski kandungan- Der f1 dan Der p1 pada kasur kapuk lebih tinggi dibanding kasur yang lain, angka-nya tidak signifikan secara statistik. Menurut penelitian ini, konsentrasi alergen memang lebih tinggi di kasur warga perkotaan ke-timbang pedesaan.

Terapi Biologis Radang Sendi

Pengidap artritis reuma-toid boleh merasa lega. Kini, di pasaran telah tersedia peng-obatan biologis yang ha-silnya jauh lebih efektif, prak-tis, dan nyaman. Agen biologis yang digunakan adalah eta-nercept, yakni antitumour necrosis factor alfa, yang terbuat dari dua jenis protein manusia.

Masalah pengobatan itu di-angkat dalam Temu Il-mi-ah- Reumatologi 2006, di Jakarta, akhir April. Artritis reu-matoid terjadi saat sistem kekebalan tubuh manusia me-nyerang dan menghancur-kan tulang sendi serta organ- tubuh lain. Buntutnya, terja-dilah radang dan rasa sakit di sekitar tulang sendi. Pre-va-len-si penyakit ini di Indonesia diperkira-kan 1 per 100 ribu orang.

Profesor Harry Isbagio, Ko-or-dinator Penelitian De-par-te-men Penyakit Dalam FKUI-RSCM, menyebut eta-ner-cept berperan mematikan reaksi pe-radangan pada tulang sendi. Ia juga memper-baiki gejala pembengkakan pada sendi. ”Sehingga dapat menghilang-kan rasa sakit, nye-ri, dan ke-rusakan sendi,” katanya.

Penggunaan etanercept ter-bukti lebih baik dibanding me-thotrexate. Pada minggu ke-24- pascaterapi, sekitar 72 per-sen pasien yang menerima 25 miligram etanercept meng-alami perbaikan sebanyak 20 persen.

Selain untuk pengobatan ar-tritis reumatoid, akhir April lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan menye-tujui eta-nercept untuk empat indikasi tambahan, yaitu pengobatan per-sendian pada anak, pera-dang-an pada kulit, peradang-an tulang belakang, dan pso-riasis alias penyakit kulit menahun dengan tanda berupa timbulnya lesi kemerahan dan sisik keperakan berlapis-lapis.

Bayi Kecil, Kurang Vitamin D

WANITA hamil mesti cu-kup mengonsumsi nutrisi yang mengandung vitamin D. Pe-ne-litian yang dilansir- Ca-nadian Medical Associ-ation Journal,- akhir April, me-nyebut ke-ku-rangan vitamin- D berpotensi membuat berat ba-yi yang dilahirkan lebih ke-cil diban-ding bayi dari ibu yang cukup vitamin tersebut-.

Menurut para peneliti, ke-kurangan vitamin D bisa ter-jadi akibat ibu hamil membatasi minum susu selama ma-sa kehamilannya. Tindak-an serupa juga bisa membuat mereka kekurangan pro-tein, kalsium, dan riboflavin (vitamin B-2).

Penelitian dilakukan pada wanita hamil berusia 19-45 tahun di Calgary, Alberta, Ka-nada. Ibu hamil masuk kategori kurang minum susu jika hanya mengonsumsi susu 250 mililiter atau kurang dalam sehari. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang masuk kategori itu beratnya lebih rendah di-banding ibu yang cukup minum susu.

Para peneliti percaya, konsumsi susu dan asupan vit-amin D signifikan untuk meramalkan berat bayi saat lahir. Tambahan secangkir susu sehari potensial menambah 41 gram berat bayi lahir. Sedangkan setiap tambahan satu mikrogram vitamin D berhubungan dengan ber-tam-bahnya bobot bayi la-hir sebesar 11 gram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus