Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rasa ingin makan bisa muncul setiap saat. Ketika sedang belajar, bekerja, atau nonton film, mulut rasanya ingin mengunyah sesuatu. Pertanyaan besarnya adalah apakah kamu benar-benar lapar atau sekadar ingin makan alias lapar mata?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum meluluskan keinginan makan itu, coba tanya kepada diri sendiri, apakah kamu sedang kelelahan, stres, atau butuh asupan energi? Apabila kamu merasa lelah dan stres, maka makan bukan jawabannya. Kalau dituruti, itu termasuk makan emosional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat tubuh sedang lelah atau stres, maka kecenderungan salah memilih makanan akan meningkat. Kondisi ini membuat kamu ingin makan makanan cepat saji, tinggi gula, dan hidangan yang digoreng. Makan emosional juga bisa dikatakan sebagia makan tanpa berpikir. Yang penting masukkan saja makanan ke dalam mulut.
Yang berbahaya adalah lapar emosional ini tak mengenal rasa kenyang. Jadi, kamu bisa terus melahap makanan manis, gorengan, dan tinggi lemak, tanpa merasa cukup. Akhirnya kamu akan terus dan terus melahapnya. Kamu baru berhenti setelah perutmu merasa tidak nyaman.
Ilustrasi wanita makan larut malam. Freepik.com/Tirachardz
Sementara lapar yang sesungguhnya adalah keinginan makan yang dipicu oleh stimulus indra tertentu. Misalkan saat mencium aroma sedap dari makanan atau perut sudah keroncongan. Panca indra lalu mengirimkan sinyal ke otak yang berisi pesan ini sudah saatnya makan. Rasa lapar yang sesungguhnya akan hilang secara perlahan saat kamu mulai mengunyah makanan dan proses mencerna dimulai.
Lantas bagaimana mengenyahkan godaan makan emosional tadi?
Coba alihkan perhatian pada aktivitas lain. Kamu juga dapat minum air mineral secukupnya hingga rasa lapar mata itu berkurang. Penting juga untuk mencari tahu kenapa kamu ingin makan. Kalau karena kelelahan, maka istirahatlah. Jika kamu stres, maka ajak tubuh dan pikiran untuk relaksasi. Tidur nyenyak juga dapat membantu mengatasi makan emosional.
Untuk mencegah makan terlalu banyak, kamu bisa menulis apa saja makanan dan minuman yang sudah dikonsumsi. Pahami itulah yang ada di dalam perutmu dan dicerna oleh tubuh. Kemudian bergeraklah atau berolahraga. Aktivitas fisik akan membuat peluang untuk makan berkurang.
NATHASYA ESTRELLA | INDIAN EXPRESS
Baca juga:
Diet Ini dapat Menurunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Wanita 50-an