Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usus buntu atau apendisitis kerap ditandai dengan nyeri pada perut bawah bagian kanan. Radang pada usus buntu sering memburuk dan membuat tingkat keparahannya meningkat. Usus buntu biasanya dialami oleh orang berusia 10-30 tahun.
Beda umur dan kondisi berbeda pula penyebab dan tanda-tanda ketika mengalami usus buntu. Untuk anak dibawah usia 10 tahun, ketika sedang mengalami usus buntu, bagian yang sangat terasa sakit yaitu pada bagian perut. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perut anak tersebut, biasanya akan mengalami kembung.
Selain itu, tanda jika anak sedang menagalami usus buntu yaitu, perut anak menjadi bengkak atau kembung, perut anak terasa lunak namun sakit saat disentuh, jumlah sel darah putih dalam tubuhnya meningkat, demam yang ringan atau tinggi, anak jarang atau sama sekali tidak buang air besar, dan mual serta muntah yang disertai dengan kelelahan. Jika sudah terjadi hal seperti ini sebaiknya orang tua membawa anak ke dokter.
Selain itu, penyakit usus buntu juga dialami oleh wanita hamil, walaupun kuantitasnya tidak sebanyak ketika tidak dalam kondisi hamil. Untuk gejala tidak ada perbedaan yang cukup menonjol, namun, posisi usus buntu pada perut wanita hamil lebih tinggi karena janin yang sedang tumbuh menggeser posisi usus. Sebab itu, rasa nyeri di bagian kanan perut posisinya menjadi lebih ke atas.
Untuk penderita usus buntu bagi wanita hamil, gejala yang sering terjadi seperti sulit untuk buang air kecil dan sering terjadi kontraksi rahim. Selain itu, gejala usus buntu seperti demam dan diare yang dialami oleh wanita hamil sangat jarang dirasakan.
Dalam hal ini, usus buntu menjadi penyakit yang sering menghantui manusia. Tidak sedikit orang yang melakukan pencegahan agar tidak terkena penyakit usus buntu. Salah satu hal yang sering dilakukan ialah memakan makanan yang mengandung serat.
Salah satu hal penyebab usus buntu yaitu, terjadi penyumbatan pada saluran pencernaan akibat feses mengeras atau fekalit. Kondisi ini merupakan salah satu tanda kurangnya memakan makanan tinggi serat. Makan makanan berserat mampu menarik lebih banyak air ke usus besar sehingga tekstur feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan oleh tubuh.
Yang terakhir, hal yang paling penting untuk mencegah terjadinya usus buntu yaitu, banyak mengonsumsi air mineral. Selain mencegah dehidrasi pada tubuh, mengonsumsi banyak air akan memaksimalkan kinerja usus dan serat makanan akan berfungsi sangat baik. Oleh karena itu, disarankan untuk banyak mengonsumsi air mineral, setidaknya, 8 gelas sehari.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Dokter Ungkap Cara Mengecek Risiko Terkena Penyakit Usus Buntu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini