Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
SUARA tawa dan tempik sorak terdengar dari area tempat bermain atau playground SuperPark di Street Gallery, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, 15 Februari 2024. Suara itu datang dari sekelompok muda-mudi yang tengah bermain di wahana Super Bowling.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka berempat terbagi menjadi dua tim. Kelompok pertama terdiri atas Jeddy, 35 tahun, dan Darren, 15 tahun. Di tim kedua, ada Thalia, 24 tahun, dan Cherry, 34 tahun. Kamis siang itu, mereka berlomba mengumpulkan skor terbanyak dengan menggelindingkan bola ke lubang yang memiliki poin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Persaingan mereka cukup ketat. Skor kedua tim saling menyalip. Di sisa lima detik terakhir, kedudukan mereka imbang dengan 600 poin. Tapi keadaan seketika berubah setelah bola yang digelindingkan Thalia dan Cherry selalu masuk ke lubang dengan nilai tinggi. Tante dan keponakan ini pun unggul dengan 1.400 poin. Sedangkan Jeddy dan Darren hanya mengumpulkan 900 poin.
Walau kalah, baik Jeddy maupun Darren tak kecewa. Mereka berempat justru tertawa. Dari Super Bowling, keempatnya beranjak ke wahana di sebelahnya, Adventure City, yang tingginya 8 meter. Wahana ini mirip arena acara permainan Ninja Warrior yang menguji ketangkasan melalui berbagai rintangan.
Untuk menelusuri setiap sudut wahana, mereka harus melewati berbagai rintangan. Di antaranya Quintuple Steps dan Wind Chimes yang mengutamakan kecepatan dan keseimbangan. Rintangan terakhir adalah turun dengan seluncuran. Wahana ini menjadi spot favorit Jeddy. “Kayak jungle gym ini,” kata pria yang tinggal di Jakarta Barat itu.
Arena permainan pickle ball di Skorz, fX Sudirman, Jakarta, 13 Februari 2024/Tempo/Ratih Purnama Ningsih
Selama hampir dua jam, keempatnya sudah mencoba semua wahana di playground SuperPark. Wahana lain yang mereka jajal adalah Superhoop, yaitu permainan melempar bola basket ke dalam ring dengan ketinggian dan jarak berbeda-beda. Lalu Street Soccer yang permainannya mirip sepak bola tapi di lapangan yang lebih kecil.
Ada pula Subsoccer, yang merupakan wahana bermain sepak bola sambil duduk; Table Soccer, permainan sepak bola di atas meja; Rockball, permainan menggelindingkan batu dengan alat berupa bola karet berukuran jumbo; Pedal Car Track, balapan mobil dengan cara digowes; serta arena panjat dinding.
Jeddy mengungkapkan, wahana-wahana itu seperti menghidupkan kembali masa kecilnya, ketika ia suka bermain. Ini pertama kalinya bagi mereka menjajal playground dewasa. Kendati berada di ruangan berpenyejuk udara, mereka tetap berkeringat. “Enggak sadar have fun sudah keringatan gitu,” ujar Thalia.
SuperPark adalah tempat bermain sekaligus berolahraga asal Finlandia. Sebelumnya, SuperPark hadir di Kuwait, Cina, Singapura, dan Malaysia. Di Indonesia, SuperPark dikelola PT DreamUs Edutainment Indonesia dan resmi beroperasi pada 21 November 2023. Tempat wisata keluarga seluas lebih-kurang 20 ribu meter persegi di Street Gallery ini hadir bersama Pororo Park, playground tematik untuk anak-anak dari Korea Selatan.
Dengan membayar tiket masuk Rp 220 ribu per orang untuk dua jam di hari biasa dan Rp 270 ribu pada akhir pekan, pengunjung dapat mencoba semua aktivitas, seperti bermain basket dan bola, melompat-lompat di atas trampolin, serta menjajal permainan yang dilengkapi teknologi realitas berimbuh (AR). Pengunjung wajib mengenakan kaus kaki antiselip atau beralas karet.
•••
PLAYGROUND kini tak lagi dikhususkan bagi anak-anak. Di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, tempat bermain dalam ruangan (indoor playground) yang bisa dimainkan orang dewasa terus muncul dalam setahun belakangan.
Sejumlah konten tentang playground dewasa pun viral. Misalnya konten permainan di SuperPark yang ditonton sampai 1 juta kali di akun media sosial SuperPark. Ada pula konten permainan di Skorz yang diunggah akun @placestogoindonesia yang ditonton hingga 918 ribu kali.
Friski Riana dan Inge Klara Safitri dari Tempo menjajal permainan di Skorz yang berada di mal fX Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa, 13 Februari 2024. Kami mencoba wahana permainan Snooker Ball. Sekilas wahana ini mirip arena bermain biliar lantaran terdapat 15 bola bernomor yang tersusun membentuk segitiga di sebidang lapangan berkarpet hijau.
Bola-bola itu menyerupai bola biliar, tapi ukurannya jauh lebih besar, seperti bola futsal. Areanya pun memiliki enam kantong, mirip meja biliar. Bedanya, tak ada tongkat panjang yang biasa digunakan untuk menyodok bola.
Sekitar dua meter dari susunan segitiga itu, Inge mengambil ancang-ancang untuk menendang sebuah bola putih di hadapannya. Dalam hitungan detik, susunan itu pun buyar. Bola-bola bernomor tersebar ke berbagai sisi lapangan. Permainan ini merupakan kombinasi biliar dengan sepak bola.
Wahana permainan lain yang juga menarik adalah Pickleball. Wahana ini menggabungkan permainan bulu tangkis, tenis, dan pingpong. Areanya mirip lapangan tenis tapi berukuran lebih kecil. Alat utama permainan ini bukan raket, melainkan dayung atau paddle yang menyerupai bet. Ada sebuah bola plastik berlubang di permukaannya.
Cara bermainnya mirip tenis. Pertama-tama, pemain melakukan servis dan memukul bola dengan arah diagonal. Sebelum lawan membalas pukulan, bola harus memantul sekali. Bila tak terbiasa bermain tenis atau pingpong, pemain akan cukup kesulitan melakukan servis.
Menurut Head of Marketing Skorz Prettny Hartanto, yang akrab disapa Penny, snooker ball dan pickleball adalah jenis olahraga baru di Indonesia. Bahkan, ia mengklaim, belum ada lapangan khusus pickleball di Jakarta. Karena itu, Penny sering menjumpai pengunjung Skorz yang datang dari komunitas pickleball.
Selain olahraga, ada permainan berbasis AR. Wahana ini, kata Penny, cukup disukai para remaja. Di sini mereka bisa belajar berdansa dari level mudah hingga sulit. Ada juga permainan menghindari bom dan adu pedang yang seolah-olah pemainnya sedang menggunakan lightsaber, senjata fiktif dalam dunia Star Wars.
Di awal Februari 2024, Skorz memiliki permainan baru, yakni Laser Tag. Cara bermainnya mirip paintball, tapi senjata yang digunakan tidak diisi peluru cat, melainkan laser. Bila tembakan peluru itu mengenai lawan, sensor getar pada rompi yang dikenakan lawan akan aktif. Boleh dibilang ini versi bersih paintball.
Penny menjelaskan, Skorz, yang dibuka pada awal Desember 2023, adalah wahana anyar dengan konsep sport entertainment yang dikhususkan bagi pengunjung remaja dan dewasa dengan tinggi badan minimal 120 sentimeter. “Ini sebagai alternatif tempat hangout di Jakarta untuk remaja dan dewasa yang lebih sehat,” tuturnya.
Pendirinya, Justica Windianti, menghadirkan Skorz setelah melihat dua putranya yang berusia remaja tidak bersosialisasi sama sekali selama masa pandemi Covid-19 dan hanya bermain gawai. Seusai masa pagebluk, Justica mulai merancang tempat nongkrong bagi anak remaja yang lebih sehat. “Akhirnya berdirilah Skorz,” ucap Penny.
Sejak tempat itu dibuka, Penny mengungkapkan, banyak pengunjung berusia pelajar sekolah menengah pertama hingga atas yang datang bermain. Namun, pada akhir pekan, kebanyakan pengunjung adalah keluarga yang memiliki anak remaja. Jumlah kunjungan pada hari biasa berkisar 100-200, sementara pada akhir pekan bisa mencapai 300-400.
Skorz menawarkan 14 wahana permainan olahraga dan fasilitas berupa ruang serbaguna yang dilengkapi tempat karaoke. Ada pula kafe dan loker. Untuk menikmati semua wahananya, pengunjung perlu merogoh kocek Rp 200 ribu untuk bermain selama dua jam di hari biasa dan Rp 225 ribu pada akhir pekan.
Dari semua wahana, ada satu yang sangat menantang, yakni area Warrior yang dilengkapi berbagai rintangan. Ada 12 rintangan yang didesain dengan tingkat kesulitan cukup tinggi. Di antaranya Monkey Bar (alat bergelantungan), Quintuple Steps, Air Steps, Tri Ring Vine Climber, dan terakhir Warped Wall dengan tinggi 3-4 meter. Menurut Yuki, staf Skorz yang mendampingi Tempo, biasanya yang mampu melewati rintangan-rintangan wahana ini adalah pegiat parkour.
•••
WAHANA bermain dalam ruangan buat orang dewasa juga terdapat di Tangerang Selatan, Banten. Salah satunya Bremgra Indonesia yang terletak di Jalan Cilenggang Raya, Serpong. Arena bermain yang dibangun pasangan suami-istri asal Indonesia, tepatnya Surabaya, dan Inggris ini menempati lahan seluas 3.000 meter persegi. Mereka menyulap sebuah gedung berlantai empat menjadi tempat bermain untuk orang dewasa dengan konsep olahraga dan rekreasi.
Saat memasuki gedung ini, pengunjung langsung disuguhi pemandangan berupa climbing wall. Seorang pengunjung yang tengah menjajal wahana panjat dinding itu pada 13 Februari 2024, adalah Christopher Lie. Selasa siang itu, warga Tangerang Selatan yang kuliah di National Taiwan University, Taipei, ini sedang mengisi masa liburannya dengan mencoba wahana permainan di Bremgra.
“Rumah saya di sekitar sini, kebetulan pas lewat saya lihat dan langsung mencoba. Dari situ saya sering ke tempat ini,” kata Chistopher, yang menggemari olahraga panjat tebing sejak duduk di sekolah menengah atas.
Bremgra pun mematok harga tiket yang cukup bersahabat dengan kantong Christopher. Harga itu sudah mencakup biaya sewa peralatan, seperti safety harness atau rungkup pengaman dan sepatu khusus panjat tebing.
Pengunjung lain, Valencia, mengaku datang ke wahana permainan itu untuk menghilangkan penat. “Kadang kalau saya lagi stres ya pelampiasannya di sini. Saya mulai rutin climbing pada 2022, setelah pandemi Covid-19 mereda,” ujarnya.
Valencia pertama kali datang ke Bremgra bersama teman-temannya. Setelah itu, ia mulai kecanduan pada olahraga tersebut. “Sempat berhenti cukup lama, belakangan ini saya baru balik lagi mencoba,” tutur perempuan yang punya hobi berolahraga panjat tebing tersebut.
Orang tua bermain dengan anaknya di Lollipops Playland & Cafe di Bandung, Jawa Barat, 15 Februari 2024/TEMPO/Prima mulia
Selain menyajikan wahana panjat dinding, Bremgra menyediakan area bermain gokar, yaitu GoKart. Ada pula Ropes Course, yang sering kita ketahui sebagai wahana tali-temali di ketinggian. Wahana ini banyak diminati anak-anak hingga remaja.
Bremgra juga menyediakan wahana panjat dinding buat anak-anak, yakni Fun Wall. Pengunjung bisa mengajak anak berusia minimal 5 tahun untuk mencoba permainan tersebut dengan pengawasan petugas khusus. Arena ini lebih menarik di mata anak-anak karena pegangan yang menempel pada dinding tembok dipersolek dengan gambar-gambar kartun.
Operational Manager Bremgra Indonesia Edi Wibowo menjelaskan, tempat bermain ini mulai dibangun pada 2013. Faktor pendorongnya adalah kecintaan pendiri wahana tersebut yang hendak memfasilitasi kedua anaknya yang menggemari olahraga panjat tebing dan gokar.
Wahana permainan olahraga cukup ekstrem ini tak hanya ditujukan bagi orang dewasa. Edi menyebutkan banyak pengunjung anak-anak yang datang bersama keluarga. “Ada wahana buat anak kecil, seperti Fun Wall,” ucapnya.
Edi menuturkan, pada hari biasa, jumlah pengunjung yang datang ke Bremgra rata-rata 100 orang. Sedangkan pada akhir pekan atau hari libur, angka kunjungan bisa lebih dari 250. Tarif untuk tiap wahana berbeda. Untuk mencoba wall climbing, pengunjung perlu membayar Rp 150 ribu per orang di hari biasa. Adapun tarif Fun Wall Rp 140 ribu, Ropes Course Rp 100 ribu, dan GoKart Rp 170 ribu per orang.
Dari keempat wahana di Bremgra, kata Edi, climbing wall menjadi daya tarik utama. Banyak pengunjung yang datang hanya untuk bermain panjat dinding. “Kami ada 12 pegawai untuk wall climbing dan beberapa pegawai di wahana lain,” tuturnya.
Bremgra juga menyediakan restoran dan kafe. “Untuk makan atau minum, para pengunjung juga bisa beli di resto di lantai atas," kata Edi.
•••
PLAYGROUND khusus dewasa juga tersedia di Bandung, Jawa Barat. Lokasinya berada di Lollipop’s Playland and Café di Kiara Artha Park, Bandung. Selasa, 13 Februari 2024, Fahmi Muhammad Fadilah dan pacarnya, Nida Purnama, terlihat asyik bergantian memasukkan bola basket ke keranjang sambil menginjak trampolin.
Setelah rehat sejenak, keduanya melompat-lompat di wahana khusus trampolin yang menjadi permainan incaran mereka sedari awal datang. Masuk sekitar pukul 14.00, mereka bermain sepuasnya sampai lelah setelah membayar tiket Rp 100 ribu per orang.
Sejoli itu sengaja datang jauh-jauh dari Garut, Jawa Barat, hanya untuk bermain di sana. Memanfaatkan hari libur kerja, Fahmi dan Nida, yang masih kuliah, berangkat pada pukul 11.00 berboncengan dengan sepeda motor. “Sejak bulan lalu mau ke sini, lihat di media sosial kayaknya seru,” ucap Fahmi.
Fahmi dan Nida juga mengatakan ingin mendapat suasana dan permainan baru. Sebab, di Garut, permainan seperti itu hanya untuk anak kecil. “Jadi malu kalau mau ikut main, kalau di sini bisa bebas,” ujar Nida.
Siang itu, mereka bisa bermain dengan leluasa bersama belasan pengunjung berusia anak hingga dewasa yang tersebar di berbagai wahana. Adapun beberapa orang tua memilih duduk santai di atas jembatan sambil mengawasi anak atau cucu mereka bermain mandi bola atau seluncuran yang juga bisa dipakai orang dewasa.
Berada di dalam bangunan seluas 2.500 meter persegi yang adem dengan penyejuk udara, arena bermain itu memiliki sepuluh wahana. Menurut Kepala Tim Pengelola Lollipop’s Bandung Maulana Taufik Akbar, untuk anak-anak, ada wahana seluncuran, mandi bola, Fun Battle atau tembak-tembakan, serta trampolin mini.
Ada pula Pipeline yang berupa jejeran pilar tegak berukuran pendek hingga jangkung. Wahana ini bisa dimainkan anak kecil hingga orang dewasa. Pemain harus meniti pilar-pilar kokoh yang diberi pelapis lunak hingga puncak di pilar tertinggi, lalu terjun dari ketinggian sekitar lima meter. Sebelum menjajalnya, pemain diharuskan memakai tali pengaman atau harness yang juga terikat di tubuh petugas jaga.
Wahana lain buat pengunjung dewasa adalah Tower Crane, Trampoline Park, Ninja Warrior, Spider Home, dinding panjat, dan basket. “Konsepnya adventure seperti outbound, tapi di dalam ruangan,” kata Maulana kepada Tempo, 13 Februari 2024.
Wahana utama di arena ini adalah Trampoline Park yang luasnya mendominasi. Adapun fasilitas yang tersedia antara lain musala, toilet, dan tempat makan serta loker untuk tas atau sepatu.
Bagi Fania Hafidza Dwita Rahmi, 20 tahun, wahana yang tersedia di sana tergolong lengkap. Daya tarik lain adalah tempat yang luas dan tak ada batas waktu bermain. Di tempat bermain trampolin di lokasi lain yang areanya lebih kecil, durasinya dibatasi 70 menit.
Selain itu, tersedia menu makanan sehingga Fania bisa sambil mengisi perut. “Jadi waktunya benar-benar terisi penuh, enggak sia-sia,” ucap Fania.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Muhammad Iqbal dan Anwar Siswadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Keseruan Wahana Bermain Dewasa"