Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Waktu Konsumsi Suplemen Vitamin D yang Tepat Menurut Dokter

Kapan sebaiknya konsumsi suplemen vitamin D, saat perut sudah kosong atau sesudah makan agar manfaatnya efektif bagi tubuh? Simak penjelasan dokter.

9 Juli 2020 | 14.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pria sedang berjemur (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin D memiliki beberapa fungsi penting dan yang paling vital mengatur penyerapan kalsium dan fosfor, serta memfasilitasi fungsi sistem kekebalan tubuh yang normal. Asupan jumlah vitamin D yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi yang normal, serta meningkatkan resistensi terhadap penyakit tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika tubuh tidak mendapatkan cukup vitamin D, Anda berisiko mengalami kelainan tulang, seperti tulang lunak (osteomalacia) atau tulang rapuh (osteoporosis). Suplementasi vitamin D dibutuhkan untuk mereka yang mengalami kekurangan vitamin, baik dari paparan sinar matahari ataupun makanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, kapan sebaiknya konsumsi suplemen vitamin D, saat kondisi perut sudah kosong atau sesudah makan agar manfaatnya efektif bagi tubuh?

"Harus sesudah makan," ujar dokter spesialis gizi klinik RS Medistra, Cindiawaty J. Pudjiadi, dalam webinar "Vitamin D3 Series: New Normal - Masih Perlu Minum Vitamin?", Kamis, 9 Juli 2020.

Dia mengatakan vitamin D membutuhkan lemak untuk penyerapan sehingga mengonsumsi suplemen vitamin ini sebelum makan ternyata salah.

"Jadi kalau kadar vitamin D masih rendah, padahal dosisnya sudah benar, ternyata dikonsumsi saat perut kosong," katanya.

Siapa yang membutuhkan suplemen vitamin? Salah satunya, orang dengan variasi gen. Jika orang normal sebenarnya sudah bisa mencukupi kebutuhan vitamin D dari berjemur di bawah sinar matahari dan makanan, maka lain halnya pada orang dengan variasi gen.

"Dia mengalami variasi gen di CYP2R1 sehingga 25[OH] D tidak cukup, biarpun terkena matahari," tutur Cindiawaty.

Pada kondisi ini, jika dia berjemur lama, namun enzimnya tidak cukup, sehingga vitamin D inaktif yang diubah menjadi aktif juga tidak maksimal dan berujung kadar 25[OH] D juga masih defisiensi. Sayangnya, tidak ada tanda atau gejala khusus yang menunjukkan seseorang mengalami variasi dalam gen-nya. Dia harus menjalani pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya.

Seseorang yang kekurangan vitamin D sehingga membutuhkan asupan suplemen biasanya merasakan gejala seperti kelelahan, nyeri, tulang lemah atau otot yang parah sehingga sulit naik tangga atau bangun dari lantai atau kursi, hingga retak di tulang kaki, panggul, dan pinggul.

Laman Healthline menyebut jika memiliki kekurangan, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan sinar-X untuk memeriksa kekuatan tulang. Jika didiagnosis menderita kekurangan vitamin D, dokter kemungkinan akan menyarankan konsumsi suplemen vitamin D setiap hari, baik dalam bentuk tablet atau cairan vitamin D dosis tinggi.

Anda juga harus memastikan mendapatkan vitamin D melalui sinar matahari dan makanan jika sudah dipastikan tidak mengalami variasi gen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus