Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda pernah mengkonsumsi ayam yang bagian dalam atau tulangnya berwarna hitam? Apakah Anda tetap memakannya atau langsung menyisihkannya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dokter hewan sekaligus Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner Institut Pertanian Bogor Denny Lukman mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir bila menemukan kondisi ayam seperti itu. "Kondisi itu tidak berbahaya," kata Denny pada 'Daging Ayam Sebagai Sumber Protein Hewani: Fakta dan Hoaks' bersama Japfa Rabu, 4 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Denny, kondisi tulang hitam pada ayam yang sudah digoreng itu disebut black bone syndrome. "Warna hitam pada tulang adalah rembesan zat warna darah dari dalam tulang ayam," katanya.
Biasanya, kata Denny, usia ayam yang Anda konsumsi bila mengalami hal itu sekitar 6,5 pekan. "Black bone Syndrome ini terjadi karena proses pembekuan lambat," katanya. Maksudnya, proses pemotongan ayam hingga pengemasan dan disimpan di lemari pendingin itu terjadi dalam durasi yang sedikit lebih lama.
Untuk menghindari mendapatkan ayam dengan kondisi black bone syndrome, ia menyarankan agar ketika masyarakat membeli ayam beku, belilah produk yang sudah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV). NKV adalah nomor registrasi unit usaha produk hewan sebagai bukti telah dipenuhinya persyaratan higienis dan sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan produk hewan. "Jadi pembekuannya dilakukan dengan cepat," katanya.
Salah satu cara agar pembekuan cepat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem rantai dingin (cold chain system) yang benar dalam proses pemotongan dan pengemasan ayam oleh produsen. Hal itu bisa menjaga kualitas daging ayam, khususnya ayam broiler. Ayam yang sudah dikemas, sebaiknya disimpan di suhu kurang dari 4 derajat celcius demi mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas enzim pada daging. “Daging yang disimpan dalam pendingin tidak mengurangi kandungan gizi dan tidak menurunkan mutu," kata Denny.Ilustrasi daging ayam. Tabloidbintang
Untuk menghindari rasa khawatir dan tidak nyaman pada saat mengonsumsi ayam, pada kesempatan yang sama Denny membagikan tips untuk mencegah terjadinya black bone syndrome pada ayam. Cara pencegahan bisa dilakukan selama proses pengolahan. “Ayam dibumbui atau diungkep sebelum dibekukan. Jika mau digoreng, langsung dimasukkan dalam minyak goreng panas,” katanya.
Head of Marketing RPA - Wilayah Barat PT Ciomas Adisatwa Sigit Pambudi menjelaskan bahwa proses produksi ayam broiler yang diterapkan oleh perusahaannya sudah terstandar secara ketat dari hulu hingga hilir. Perusahaannya sangat memperhatikan sistem jaminan pangan mulai dari kandang yang memiliki sertifikat Kompartemen Bebas AI. Kemudian, perusahaan juga memiliki Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) yang terintegrasi dengan gudang pendingin (cold storage). "Selain itu, JAPFA juga mengantongi NKV, sertifikat halal, sertifikat Juru Sembelih Halal (Juleha), HACCP hingga Food Safety System Certification (FSSC). Dengan sertifikasi dan standar ini, JAPFA telah memberi jaminan ketersediaan daging ayam broiler ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) bagi konsumen,” katanya.
Sigit berharap, dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat daging ayam broiler ini, tingkat konsumsi protein di tanah air semakin meningkat. Pasalnya, dibandingkan negara tetangga, konsumsi protein masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal. Data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2017 menyebutkan, bahwa dari total konsumsi protein, konsumsi protein hewani Indonesia hanya 8 persen, sementara Malaysia mencapai 30 persen, Thailand 24 persen, dan Filipina 21 persen.