Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Waspada Bahaya Obesitas Anak: Kenali Ciri-cirinya Sejak Dini

Obesitas anak terjadi ketika adanya ketidakseimbangan antara berat badan dengan tinggi badan anak. Kenali faktor risiko dan komplikasinya.

20 Mei 2024 | 20.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas adalah penyakit kompleks yang terjadi ketika berat badan seseorang lebih tinggi dari apa yang dianggap sehat untuk tinggi badannya. Obesitas anak maupun orang dewasa sama tidak bagus buat kesehatan secara umum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak faktor yang dapat menyebabkan penambahan berat badan berlebih termasuk pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan rutinitas tidur. Penentu sosial dari kesehatan, genetika, dan penggunaan obat-obatan tertentu juga berperan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika kegemukan terjadi pada masa balita kemungkinan besar kegemukan akan menetap sampai dewasa. Sebagian masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa balita yang gemuk menandakan balita yang sehat dan bukan sebagai masalah yang perlu dilakukan tatalaksana. Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini.

Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial. Anak obesitas berpotensi mengalami berbagai penyakit yang menyebabkan kematian antara lain penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan lain-lain. 

Seperti yang dilansir dari laman Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan, kegemukan pada masa anak-anak juga menimbulkan konsekuensi psikososial jangka pendek dan jangka panjang seperti penurunan kepercayaan diri, gangguan makan, dan kesehatan yang lebih rendah hubungannya dengan kualitas hidup. Kondisi kegemukan pada usia dini akan dibawa sampai dewasa, yang berdampak terhadap peningkatan risiko penyakit degeneratif. 

Penyebab obesitas yaitu pola makan,tingkat asupan gizi, tingkat aktivitas fisik yang dilakukan individu, serta kondisi sosial ekonomi bahkan beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau kurang tidur sebagai faktor risiko kejadian obesitas.

Dampak yang terjadi jika balita mengalami obesitas antara lain yaitu cenderung dapat mengakibatkan terkena:

- Diabetes Mellitus tipe II,
- Meningkatnya nilai kolesterol sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan dapat menyebabkan penyakit jantung,
- Nafas berhenti saat tidur (sleep apnea),
- Gangguan ortopedi,
- Penyakit asma dan hati 
- Anak dengan obesitas cenderung akan mengalami peningkatan tekanan darah sehingga berpengaruh pada denyut jantung, sekitar 20-30% anak dengan obesitas menderita hipertensi.

Hal sederhana yang dapat membantu kita untuk memastikan bahwa Anak Obesitas adalah dengan mengenali ciri-ciri menurut laman Kementerian Kesehatan sebagai berikut
- Wajah bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap
- Leher relatif pendek
- Perut buncit
- Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan
- Pada Anak laki-laki dada membusung dan payudara sedikit membesar, serta penis mengecil (tidak terlihat secara utuh karena tertutup oleh timbunan lemak)
- Pada Anak perempuan datangnya pubertas lebih dini yaitu usia kurang dari 9 tahun sudah mengalami menstruasi

Perubahan gaya hidup diperlukan untuk mengatasi obesitas anak secara efektif yang dilansir dari MedicineNet meliputi hal-hal berikut:

- Anjurkan pemberian ASI pada tahun pertama kehidupan. Penelitian secara kuat memperkuat bahwa anak-anak yang mendapat ASI memiliki risiko lebih rendah mengalami obesitas pada masa bayi, masa kanak-kanak, dan remaja.
- Merombak secara drastis program sarapan dan makan siang di sekolah untuk mendukung pilihan makanan yang menyehatkan jantung. Mendorong salad bar, melarang minuman manis, dan susu beraroma adalah pilihannya.
- Menjamin lingkungan lingkungan yang aman yang mendorong aktivitas bermain di luar.
Batasi komunikasi TV/komputer/jejaring sosial atau aktivitas lain yang mendorong perilaku menetap.
- Dorong program pendidikan jasmani yang kuat selama 60 menit setiap hari.
- Ubah ukuran porsi restoran. Penelitian telah berulang kali menunjukkan hubungan antara peningkatan obesitas anak dengan penerapan porsi besar di restoran cepat saji serta penggabungan pilihan makanan (misalnya, penawaran untuk hamburger, kentang goreng, dan soda).

CDC | KEMKES | MEDICINET
Pilihan editor: Waspada Dampak Obesitas pada Anak

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus