Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Waspadai OTG di Sekitar, Ini Perlunya 5M untuk Cegah COVID-19

Kita tak pernah tahu adakah OTG di sekitar. Itulah pentingnya selalu menerapkan protokol kesehatan 5M untuk mencegah penularan Covid-19.

14 Juli 2021 | 15.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni #pakaimasker, #cucitangan, #jagajarak, #hindarikerumunan, dan #kurangimobilitas, penting demi mencegah terkena COVID-19. Pasalnya, saat ini sulit mengidentifikasi orang yang pernah kontak dengan pasien COVID-19 tanpa gejala (OTG) dan bagaimana melihat penyebaran penyakit, sudah sejauh mana di lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi, 5M ini sebagai salah satu upaya juga yang bisa dilakukan untuk mencegah paparan atau kemungkinan terpapar COVID-19 dari seseorang yang berada di lingkungan kita," ujar dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Laura Navinka Yamani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sisi lain, untuk keperluan diagnosis COVID-19, Anda bisa menjalani tes PCR yang menjadi standar diagnosis penyakit akibat virus corona, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Sementara tes cepat antigen, sebenarnya hanya untuk skrining.

Spesialis mikrobiologi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Ratna Kusumawati, mengatakan tes ini berbiaya lebih murah tapi tidak digunakan untuk diagnosis. Jenis tes lain yakni tes cepat antibodi dan tes serologi yang digunakan untuk survei antibodi dan penelitian epidemologi. Tes cepat antibodi bahkan saat ini tidak digunakan dan dianjurkan oleh WHO ataupun CDC untuk diagnosis COVID-19.

"Kalau serologi itu untuk menentukan donor plasma konvalesens dan mendukung diagnosis COVID-19 di kondisi tertentu," tutur Ratna.

Dari sisi waktu melakukan tes, ada perbedaan antara ketiganya. PCR bisa dilakukan kapan saja. Tetapi semakin jauh dari waktu terinfeksi maka risiko false negatif meningkat. Tes cepat antigen dapat dilakukan sebelum bergejala hingga 1-2 minggu pascagejala. Sementara tes cepat antibodi dan tes serologi bisa setelah 8-12 hari pascagejala atau 15-20 hari pasca-infeksi. Tetapi, kedua tes ini hanya untuk kebutuhan khusus saja.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus