Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Fuji, tempat wisata yang ikonik dari Jepang ini menawarkan keindahan dengan puncaknya yang tertutup salju. Gunung Fuji menjadi salah satu simbol Jepang yang terkenal dan menjadi ikon budaya dari Jepang. Banyak wisatawan yang berbondong-bondong pergi ke negeri sakura untuk melihat keindahan Gunung Fuji yang ramai dibicarakan oleh orang-orang.
Selain memiliki panorama yang memukau, Gunung Fuji adalah gunung berapi dengan status yang masih aktif. Selain itu, berikut sederet fakta menarik dari Gunung Fuji.
1. Sebagian lahan milik pribadi
Melansir dari Japan Up Close, sebagian lahan dari tempat wisata terkenal dari Jepang ini merupakan milik pribadi. Pada umumnya, masyarakat Jepang akan mengatakan bahwa Gunung Fuji adalah milik semua orang, tetapi sebagian darinya, yaitu mulai dari ketinggian 3.360 m ke atas adalah lahan atas nama pribadi.
Dimulai dari stasiun ke-8 hingga ke atas, lahan itu adalah milik pribadi dari Fujisan Hongu Sengen Taisha. Sengen Taisha juga memiliki lebih dari 1.300 kuil di negara Jepang. Ini disebabkan pada 1606, Tokugawa Ieyasu, shogun pada periode Edo, menyumbangkan area tersebut kepada perusahaan. Namun, pada 1871, pemerintah Meiji menasionalisasi Gunung Fuji. Akan tetapi, puncaknya tetap dinasionalisasikan hingga Sengen Taisha membawa negara itu ke pengadilan dan diakui sebagai pemilik sahnya di 1974. Tanah itu secara resmi dikembalikan kepada mereka pada 2004.
2. Gunung berapi aktif
Selain menyimpan keindahan yang mampu memukau banyak pasang mata, nyatanya Gunung Fuji adalah gunung berapi dengan status aktif. Gunung ini berada di persimpangan tiga aktivitas tektonik yang aktif. Gunung Fuji telah aktif selama lebih dari 1.000 tahun. Namun, letusan terakhir dari aktivitas gunung ini tercatat pada 16 Desember 1707 yang berlangsung hingga 1 Januari 1708.
3. Lereng ski pertama di Jepang
Selain dijadikan sebagai kawasan wisata, pemerintah Jepang juga memanfaatkan lereng dari Gunung Fuji untuk bermain ski. Atau tepatkan, lereng tersebut menjadi kawasan ski pertama di Jepang pada 1911, ketika tentara Austria, Mayor Theodore Edler von Lerch dan Egon Edler von Kratzer meluncur turun dari tingkat ke-9. Hingga saat ini, untuk mengenang momen tersebut, masih adanya plakat di tingkat ke-5 Gunung Fuji sebagai kenang-kenangan.
4. Wanita sempat dilarang mendaki
Menurut budaya yang dianut oleh masyarakat Jepang, tidak semua orang diperbolehkan untuk mendaki ke puncak Gunung Fuji. Atau tepatnya, wanita dilarang mendaki ke Gunung Fuji. Aturan ini telah berlaku selama berabad-abad hingga 1872, dan hanya diperbolehkan memasuki gunung tersebut hingga tahap kedua.
Salah satu alasan dilarangnya wanita mendaki Gunung Fuji adalah terutama untuk wanita yang berparas cantik, bisa membuat Konohana-sakuya-hime marah dan menyebabkan Gunung Fuji meletus. Oleh sebab itu, adanya budaya dan aturan tersebut agar terhindar kejadian yang tidak diinginkan,
5. Menikah di Gunung Fuji
Kabar gembira, terutama teruntuk pasangan yang ingin mengikat janji suci dengan disaksikan pemandangan luar biasa dari Gunung Fuji. Pasangan yang ingin menikah, bisa melangsungkan mengikat janji sucinya di Gunung Fuji. Kawasan wisata ini menyediakan sebuah tempat khusus untuk pasangan yang ingin menikah, yaitu di Kuil Okumia yang terletak di puncak Gunung Fuji. Adapun layanan pernikahan ini ditawarkan langsung oleh pemilik dari sebagian lahan puncak Gunung Fuji, Fujisan Hongu Sengen Taisha.
Sengen Taisha menyediakan layanan tersebut selama musim pendakian gunung, mulai dari bulan Juli hingga Agustus. Akan tetapi, karena keterbatasan tempat, maka rombongan pernikahan dibatasi hingga 10 orang.
HAURA HAMIDAH | JAPAN.ORG
Pilihan Editor: Gunung Fuji Tak Kunjung Bersalju, Apa Penyebabnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini