Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

4 Pantai Berbatu Bolong yang Hits untuk Swafoto di Indonesia

Pantai dengan pemandangan karang bolong atau berlubang sedang tenar sebagai tempat untuk berswafoto.

3 Maret 2018 | 13.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang wisatawan berfoto di Pantai Mbawana Sumba, Nusa Tenggara Timur. (Dokumentasi Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya, NTT)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pantai dengan pemandangan karang bolong atau berlubang sedang tenar sebagai tempat untuk berswafoto. Setelah Tanah Lot di Bali, bermunculan pantai dengan sajian serupa yang kini sedang digemari para penyuka jalan-jalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Indonesia setidaknya ada empat pantai dengan karang bolong yang belakangan naik daun. Di antaranya berikut ini.

  1. Pantai Mbawana di Sumba

Wisatawan biasa menyebut Pantai Batu Lobang. Sebab, di tepi pantai itu, terdapat dinding karang besar dengan lubang di tengahnya. Dinding tersebut tingginya lebih puluhan meter. Sedangkan lubangnya berbentuk seperti pintu bundar yang menghubungkan dua sisi pantai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spot batu berlubang itu jadi favorit wisatawan untuk berfoto.

Pantai ini dibuka untuk umum pada 2015. Aksesnya tergolong masih sulit. “Untuk menuju pantai, harus melewati jalan turun lumayan terjal dengan jarak sekitar 50 meter,” tutur Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya Jefry Markus Dethan saat dihubungi Tempo.co pada 3 Februari lalu.

Jefry menyebut, untuk menuju ke pantai, wisatawan umumnya menyewa pemandu. Selain untuk menunjukkan jalur, pemandu bertugas buat membantu pengunjung melewati medan yang ekstrem. Tarif per pemandu berkisar Rp 20 ribu. Pemandu berasal dari masyarakat lokal.

  1. Pantai Uug atau Broken Beach di Nusa Penida

Terkenal dengan julukan Broken Beach, pantai ini berbentuk seperti laguna dengan tebing-tebing karang yang melingkarinya. Tebing tersebut memiliki tinggi sekitar 50 meter.

Di salah satu sisi, terdapat dinding tebing yang berlubang. Lubang itu menjadi pertemuan arus air laut.

Laguna membuat pantai Uug atau Broken Beach tampak seperti sumur bila direkam dengan kamera pesawat atau drone.

Broken Beach mulai ramai pada 2016. Apalagi sejak para travel influencer mengunggah foto pantai tersebut di akun berbagi gambar Instagram. Sekitar 35.600 foto pantai ini diunggah dengan tagar #brokenbeach.

Broken Beach berlokasi di Desa Bunga Mekar, Nusa Penida. Letaknya cukup jauh dari permukiman. Akses jalan menuju pantai ini juga masih cukup sulit.

 3. Batu Bolong Lombok

Fenomena pantai batu bolong atau pantai dengan panorama karang berlubang juga terdapat di Lombok. Lokasi tepatnya tak jauh-jauh amat dengan Kota Mataram. Waktu tempuhnya kira-kira 30 menit dari pusat kota. Pantai ini selalu dilewati wisatawan bila mereka hendak ke Senggigi.

Pantai Batu Bolong di Lombok hampir mirip dengan Tanah Lot Bali. Kedua pantai itu sama-sama memiliki pura di atas karang. Serupa dengan di Tanah Lot, umat Hindu di Lombok kerap menggelar ritus spiritual di Pantai Batu Bolong.

Konon, Pantai Batu Bolong sarat kisah akan perjalanan seorang pendeta Hindu dari Jawa Timur ke Lombok. Pendeta itu menempuh perjalanan spiritual hingga menandai akhir perjalanannya di Lombok. Pura tempat sembahyang di pantai itu menjadi simbol perjalanan si pendeta.

 4. Pantai Batu Bolong Bali

Kurang lebih 10 menit atau sekitar 3 kilometer dari Jalan Raya Krobokan, ada sebuah pantai yang masih menjadi favorit turis domestik, juga mancanegara. Namanya Pantai Batu Bolong. Karakternya berkarang. Bahkan, di beberapa titik, terdapat karang-karang besar yang memberikan efek estetis.

Pasirnya halus, meski tak terlampau putih. Ruang bermain, juga berjemur, cukup luas. Orang bisa bersantai menikmati lanskap. Dapat juga melakoni aktivitas seperti berenang di pinggir pantai, berselancar, atau berwisata religi.

Selain terkenal sebagai pantainya para surfer, Batu Bolong memang kesohor lantaran terdapat pura besar di sana. Jadi mereka bisa melihat orang-orang Hindu bersembahyang atau menggelar upacara di waktu-waktu tertentu. 

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput politik untuk kanal nasional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus