Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Marilyn Monroe nama yang selalu menyala dalam dunia hiburan, lahir pada 1 Juni 1926, dan menjadi salah satu simbol paling ikonik dari budaya populer Amerika Serikat. Namun, di balik pesona glamor dan sorotan panggung, hidupnya penuh dengan kontroversi, drama, dan kegelisahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari Britannica, Norma Jeane Mortenson, yang akan menjadi ikon dunia sebagai Marilyn Monroe, lahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang rendah di Midwest Amerika Serikat. Keluarga Norma Jeane mengalami berbagai kesulitan keuangan, yang memaksa mereka untuk bermigrasi ke California saat ia masih sangat muda. Kehidupan di California tidaklah mudah bagi Norma Jeane; ia tumbuh di tengah-tengah ketidakstabilan keluarga dan masa remaja yang penuh dengan tantangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang dilansir dari IMDB, Sebagai seorang aktris, Marilyn Monroe mempesona penonton dengan pesona dan bakatnya yang tiada tara. Perannya dalam film-film seperti Some Like It Hot, The Seven Year Itch, dan Gentlemen Prefer Blondes membuatnya diakui sebagai salah satu bintang paling berpengaruh di industri perfilman Hollywood pada masanya. Namun, kehidupan pribadinya menjadi sorotan utama di sepanjang kariernya.
Pada usia yang sangat muda, Norma Jeane menemukan dirinya menapaki jalan yang tidak biasa dengan menikah dengan James Daugherty. Ia baru berusia 16 tahun ketika menikah dengan Daugherty, seorang pria yang lima tahun lebih tua darinya. Pernikahan itu terjadi pada tahun 1942, di tengah-tengah Perang Dunia II, dan mencerminkan keadaan yang tidak stabil dalam kehidupan Norma Jeane.
Sebelum terjun ke dunia modeling dan akting, ia bekerja sebagai buruh di Radioplane Company, sebuah pabrik amunisi di Van Nuys, California. Di tengah-tengah rutinitas kerja yang monoton di pabrik, takdir Marilyn berubah ketika ia bertemu dengan David Conover, seorang fotografer yang dikirim oleh First Motion Picture Unit (FMPU) dari Pasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat. Conover ditugaskan untuk mengambil potret para buruh perempuan sebagai bagian dari upaya propaganda perang.
Dari situlah dimulai perjalanan Marilyn ke dunia modeling dan akting yang membangun namanya sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah hiburan. Potret-potret yang diambil oleh Conover membawa Marilyn ke sorotan, membukakan jalan menuju karier yang megah, dan mengubahnya menjadi simbol kecantikan yang tak terlupakan.
Tidak kurang dari 33 majalah, termasuk Pageant, U.S Camera, Laff, dan Peek, menampilkan Marilyn Monroe di sampul-sampul mereka. Ia juga merubah penampilannya dengan meluruskan rambut cokelat keritingnya dan mengecatnya pirang agar dirinya cocok untuk dipekerjakan.
Marilyn yang semakin terkenal akan popularitasnya sebagai model, Dougherty tidak bisa menerima keadaan tersebut ditambah kecemburuannya, akhirnya Dougherty menceraikan Monroe. Dougherty mengaku tidak pernah mencintainya secara tulus karena dipaksa menikah oleh sang ibu.
Pernikahan-pun menjadi bagian yang tak terpisahkan dari narasi Marilyn Monroe. Ia kembali menikah dengan Joe DiMaggio, seorang pemain baseball terkenal, dalam sebuah pernikahan yang penuh dengan sorotan media. Namun, pernikahan itu berakhir dalam waktu singkat. Kemudian, ia menikah dengan penulis drama terkenal, Arthur Miller, sebuah pernikahan yang juga berakhir dengan drama dan kontroversi.
Selain pernikahan, keterlibatan Monroe dengan tokoh-tokoh politik terkenal pada masanya, termasuk Presiden Amerika Serikat John F Kennedy dan saudaranya, Robert Kennedy, menambahkan lapisan kedalaman pada kehidupan pribadinya yang sudah bergejolak. Spekulasi tentang hubungannya dengan para politisi tersebut memberi makan gosip yang tak berujung.