Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi yang kini menjadi ilmuwan dan aktivis, Rara Sekar menyentil netizen yang tidak mengenalinya. Mereka selalu mengaitkan Rara Sekar dengan adiknya, Isyana Sarasvati. Kesalahan itu ditunjukkan Rara lewat unggahan foto yang menunjukkan kalimat salah melalui cuitannya di akun Twitternya pada Kamis, 2 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto yang diunggah bertuliskan, "Rara Sekar (adiknya Isyana Saraswati)." Oleh Rara kesalahan ini dicuitnya dengan kalimat jenaka. "Menunggu hari saatku punya identitasku sendiri dan nama Isyan gak salah lagi," tulisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cuitan mantan vokalis duo Banda Neira bersama Ananda Badudu ini menjadi trending topic di Twitter Indonesia. Mereka memberikan dukungan kepada Rara.
Ada netizen bernama @knss yang membantu menjelaskan netizen yang belum mengenal Rara dengan biodata lengkap. "Mbak Rara sudah punya identitas sendiri di aku, mata vokalis Banda Neira dengan lagu-lagu bagus banget, sama yang nyanyi bareng Hindia Membasuh, terus yang punya project Daramuda. Belum lagi aktivis dan yang punya hobi berkebun di kota."
Rara Sekar Larasati. Instagram.com
Warga net pun mengakui, sebelum Isyana terkenal, mereka lebih dulu mengenal Rara. "Saya mendengarkanmu dulu sebelum tahu Isyana," kata @sheaaany.
Netizen lain menanggapi cuitan istri Ben Laksana dengan balik bercanda. "Hah? Selama ini saya kira kamu teh kakaknya Isyana :(,: cuit @UCxUP yang dibalas tak kalah lucu oleh Rara. "Saya juga baru tahu saya adiknya Isyana."
Yang lainnya menyebutkan Rara telah menginspirasi anak muda untuk bertindak yang sama. "Tenang Mbak, banyak yang berkiblat pengen punya kehidupan sepertimu. Berkebun di rumah dengan pasangan, lagu-lagunya jadi theme song patah hati atau keikhlasan hidup. Keknya damai aja gitu," ujar @APWirawan.
Selepas menyelesaikan studi di Universitas Indonesia, Rara Sekar Larasati melanjutkan studi Cultural Anthropology di Victoria University of Wellington, Selandia Baru. Di negara itu, ia bersama suaminya mengembangkan kebun di rumah dan aktivitas itu dibawanya pulang ke Indonesia. Pasangan ini kini menjadi aktivis sekaligus ilmuwan.