Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah ingin memfasilitasi anak-anak remaja SCBD yang mengusung Citayam Fashion Week untuk menyediakan ruang ekspresi fesyen bagi mereka di kawasan niaga Dukuh Atas, di sekitar Jalan Sudirman, Jakarta. Anak-anak remaja seperti Jeje, Bonge, dan Roy yang berkreativitas menciptakan mode busana di jalanan itu akan mendapatkan tempat khusus untuk mereka menyalurkan kreasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya justru ingin memberikan ruang dan peluang bagi mereka ini, bukan hanya menjadi hit atau tren saat liburan sekolah, tetapi bisa seperti Harajuku di Jepang," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga di Tangerang, Ahad, 17 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harajuku adalah area di sekitar Stasiun Harajuku di Kota Tokyo, Jepang yang menjadi pusat budaya dan gaya fesyen ekstrem remaja serta tempat perbelanjaan. Adapun fenomena Citayam Fashion Week, parade busana di zebra cross di Dukuh Atas ini tercipta beriringan dengan anak-anak Citayam, Bojong Gede, dan Depok berkumpul di Sudirman, Jakarta dan menelurkan istilah remaja SCBD itu.
Menurut Sandiaga, Citayam Fashion Week atau CFW dengan berbagai keunikannya bisa menjadi ajang promosi fesyen sekaligus pariwisata. "Semakin hari semakin menarik karena banyak sekali yang bisa kita ulik dan banyak yang unik. Mereka juga bisa menjadi trendsetter (pencipta tren) untuk fesyen," katanya.
Ia ingin remaja-remaja Citayam juga bisa menjadi pemengaruh yang mendukung promosi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Ada hoodie-hoodie dan ini banyak dipakai anak-anak CFW juga, kenapa tidak kita barengkan dengan misalnya mereka menjadi salah satu influencer," ujarnya.
Sandiaga menuturkan, kementerian sudah menawarkan beasiswa bagi remaja penggerak CFW yang dinilai telah mendukung pengembangan usaha pariwisata dan industri kreatif. "Saya memberikan apresiasi, di saat sekarang, di mana ekonomi ini banyak tantangan, tetapi anak-anak muda ini datang dengan beberapa ide kreatif mereka untuk menggerakkan UMKM di sekitar Dukuh Atas itu jadi tumbuh," kata Sandiaga.
Sejauh ini, Roy, yang mendapatkan beasiswa dari Sandiaga, masih menolak tawaran beasiswa itu. Ia beralasan penolakan itu lantaran ingin menjadi kreator konten untuk membantu ekonomi orang tuanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga memberikan dukungannya kepada anak-anak SCBD ini. Tapi ia berpesan, agar anak-anak remaja ini tidak membuang sampah sembarangan.
Beberapa waktu lalu, Anies menuturkan, kawasan Dukuh Atas dibangun sebagai ruang ketiga yang memang disediakan sebagai ruang yang mensetarakan. Dia mengingat beberapa tahun lalu, Jalan Jenderal Sudirman hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja di wilayah itu saja, dan orang luar tidak bisa menikmatinya.
Jalan terbesar di Jakarta itu, kata Anies, hanya dimilki oleh mereka yang bekerja karena kebanyakan membawa kendaran pribadi. Begitu sampai kantor, masuk dan keluar pakai kendaraan pribadi.
"Tidak ada yang berjalan kaki antar gedung, ada pertemuan antar gedung enggak ada yang jalan kaki," ujar dia di Thamrin Nine Complex pada Kamis, 7 Juli 2022.
Menurut Anies, Terowongan Kendal dibuat untuk menjadi ruang ketiga yang mempersatukan dan mensetarakan. Dia mengatakan agar biarkan saja tempat itu menjadi tempat bertemu dari mana saja, karena ruang ketiga adalah mempersatukan dan membangun perasaan kesetaraan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.