Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Alasan Kebun Plasma Nutfah Pisang di Yogyakarta Disebut Terlengkap se-Indonesia

Kebun Plasma Nutfah Pisang di Kota Yogyakarta diklaim sebagai pusat konservasi genetik terbesar dan satu-satunya yang terlengkap di Indonesia.

10 Januari 2025 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktivitas di Kebun Plasma Nutfah Pisang di Kota Yogyakarta. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kebun Plasma Nutfah Pisang di Kota Yogyakarta diklaim sebagai pusat konservasi genetik terbesar dan satu-satunya yang terlengkap di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebab, di kebun yang berlokasi di Giwangan Kecamatan Umbulharjo itu terdapat koleksi lebih dari 300 varietas pisang. Mulai dari varietas pisang Raja Bagus yang menjadi unggulan Kota Yogyakarta hingga pisang jenis Raja Bulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Total ada sekitar 333 kultivar pisang yang dipelihara di Kebun Plasma Nutfah Pisang Kota Yogyakarta ini," ujar Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto di sela panen pisang varietas unggulan di kebun itu Kamis 9 Januari 2025.

Sugeng menuturkan, koleksi plasma nutfah pisang di kebun yang luasnya 2 hektar itu tak hanya menjadikannya terlengkap dan paling terpelihara di Indonesia. Namun juga Asia Tenggara. "Semua kultivar pisang di sini masih teridentifikasi dengan sangat baik," kata dia.

Adanya kebun plasma nutfah pisang ini menjadi warna tersendiri bagi Kota Yogyakarta yang lahan pertaniannya sangat terbatas. Sugeng mengatakan budidaya dan segala perawatan kebun plasma nutfah juga telah disokong dari Dana Keistimewaan sebesar Rp 2,5 miliar.

"Jadi kebun ini sekaligus menunjukkan Kota Yogyakarta memiliki potensi genetis pengembangan pisang yang dilakukan secara kultur jaringan yang sampai saat ini berjalan baik," kata dia.

Aktivitas di Kebun Plasma Nutfah Pisang di Kota Yogyakarta. Dok. Istimewa

Kebun ini sendiri diproyeksikan sebagai cikal bakal pengembangan Jogja Seed Center atau pusat benihnya Kota Yogyakarta. Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Paku Alam X menuturkan kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta dinilai sebagai satu langkah mendukung pelestarian lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan pangan.

"Kebun ini juga bisa menjadi pusat inovasi dalam penelitian dan pengembangan varietas unggul untuk menghadapi berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim yang semakin mendesak," kata dia.

Paku Alam menambahkan, pekerjaan rumah yang menanti dari keberadaan kebun itu bagaimana mendorong pemanfaatan teknologi modern, seperti bioteknologi dan digitalisasi. Terutama untuk mempercepat pengembangan varietas unggul serta mendukung sistem pertanian berkelanjutan. 

"Petani tetap harus menjadi prioritas, tidak hanya menjadi bagian dari konservasi, tetapi juga mendapatkan manfaat langsung dari hasil kebun ini," kata dia.

Tak hanya pengembangan kebun plasma nutfah pisang. Kota Yogyakarta pada tahun 2025 ini juga akan membangun empat ruang terbuka hijau atau RTH yang salah satunya untuk pusat pelestarian tanaman yang dinilai langka ke tengah perkotaan.

Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau Publik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Rina Aryati Nugraha menyebut lokasi RTH itu ada di Kampung Giwangan, Pakuncen, Prenggan, dan Tegalgendu Kotagede. "Ruang terbuka hijau ini salah satunya akan digunakan untuk menanam tanaman yang mulai langka, yang sudah jarang ditanam di Kota Yogyakarta," kata dia.

Misalnya untuk melestarikan kembali, tanaman Duwet Putih, Tabebuya, Ketapang kencana dan Sawo kecik.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus