Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar menggelar acara tujuh bulanan yang dalam adat Jawa disebut tradisi mitoni. Prosesi itu digelar sangat meriah di Sheraton Hotel pada Ahad, 10 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara 7 Bulanan BuaHHati No.2 Atta Aurel itu dihadiri sanak keluarga keduanya. Orang tua Aurel, Anang Hermasyah dan Ashanty, serta Krisdayanti dan Raul Lemos. Sementara orang tua Atta, Halilintar Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk hadir sedikit terlambat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, bagaimanakah prosesi tradisi mitoni dalam adat Jawa? Berikut penjelasannya.
Prosesi dan Tata Cara Mitoni
Mitoni merupakan salah satu upacara adat bagi ibu hamil dalam adat Jawa. Tradisi mitoni dilakukan untuk memohon keselamatan yang ditujukan kepada calon ibu dan bayinya, serta doa-doa untuk kelancaran proses persalinan nanti.
Sebenarnya tradisi selamatan 7 bulanan sudah ada sejak zaman dahulu di Pulau Jawa. Beberapa daerah menyebutnya dalam beberapa istilah yang berbeda seperti “Tingkeban” untuk Jawa Timur, “Palet Khandungan” untuk daerah Madura, sedangkan di daerah Jawa Barat disebut dengan “Nujuh-bulan”. Istilah “Mitoni” sendiri digunakan oleh masyarakat Solo dan sekitarnya untuk menyebut acara selamatan tujuh bulan ini.
Tradisi yang telah berkembang secara turun temurun ini, masih banyak diterapkan selain sebagai penghormatan terhadap tradisi nenek moyang, juga bermanfaat untuk pelestarian tradisi itu sendiri.
Dilansir dari laman Surakarta.go.id, terdapat beberapa prosesi utama dalam upacara mitoni. Berikut adalah tahapan prosesi mitoni khas Surakarta dan penjelasannya.
1. Prosesi siraman
Siraman dalam tradisi mitoni umumnya dilakukan pada siang hari. Masyarakat percaya bahwa waktu siang hari merupakan waktu dimana para bidadari turun dari kayangan untuk mandi.
2. Prosesi brojolan
Prosesi brojolan ini dilakukan dengan memasukkan telur ke dalam jarik calon ibu. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemotongan tali letrek yang menjadi simbol dibukanya jalan lahir. Selanjutnya akan dimasukkan sepasang kelapa gading muda atau juga disebut cengkir gading ke dalam sarung dari atas perut calon ibu.
3. Prosesi ganti 7 lapis kain
Prosesi ini dilakukan dengan mengganti pakaian calon ibu sebanyak tujuh kali. Dalam prosesi ini, calon ibu akan dipakaikan kemben atau kain jaring dengan motif yang berbeda-beda oleh para sesepuh. Barulah setelah calon ibu memakai 7 lapis kain, ia akan berlanjut ke prosesi selanjutnya.
4. Prosesi dodolan rujak
Prosesi keempat ini sekaligus menjadi prosesi terakhir yang akan menutup rangkaian acara tradisi mitoni. Dalam prosesi ini, sang calon orang tua akan menjual rujak buah yang telah diparut kepada tamu atau tetangga yang menghadiri acara mitoni. Para tetangga harus membeli rujak tersebut dan dimakan secara bersama sama.
Itulah beberapa prosesi dan tahapan dari tradisi Jawa mitoni. Biasanya dalam beberapa acara mitoni, juga sering ditambahkan prosesi lainnya seperti sungkeman kepada orang tua dan ceramah serta doa bersama.
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I YUNIA PRATIWI