Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Chelsea Islan ke Jepang: Apa yang Ada di Nagoya Tiada di Tokyo?

Apa saja yang ditemukan Chelsea Islan di Nagoya yang tak ada di Tokyo?

11 Juli 2019 | 10.23 WIB

Chelsea Islan di acara Travelling Nagoya di Jakarta, Selasa 9 Juli 2019. TEMPO | Rini K
Perbesar
Chelsea Islan di acara Travelling Nagoya di Jakarta, Selasa 9 Juli 2019. TEMPO | Rini K

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Chelsea Islan travelling ke Nagoya, Jepang pada April 2019. Perempuan 24 tahun itu merasakan sesuatu yang beda dari Nagoya dibanding saat berwisata ke Tokyo, meski dua kota itu sama-sama ada di Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ternyata yang tidak ada di Tokyo itu ada di Nagoya," kata Chelsea Islan di acara Travelling Nagoya di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019. Lantas, apa saja yang ditemukan Chelsea Islan di Nagoya yang tak ada di Tokyo?

Menurut Chelsea Islan, sisi tradisional Jepang begitu melekat di Nagoya ketimbang Tokyo yang sudah menjadi kota metropolitan. "Aku belajar banyak tentang budaya Jepang yang sesungguhnya di Nagoya," ucap dia.

Di Nagoya, Chelsea Islan melanjutkan, ada Kuil Shinto. Sebagian besar penduduknya masih menggunakan kimono untuk beraktivitas sehari-hari dan aneka kuliner tradisional dengan cara memasak dan makan yang berbeda.

Bentuk rumah di Desa Shirakawa Go di Nagoya, Jepang. Wikipedia

"Makan tebasaki itu ternyata ada tata caranya," ucap Chelsea Islan. Tebasaki adalah kuliner Jepang berupa sayap ayam yang digoreng seperti biasa. Hanya saja, ada aturan sebelum memakannya, yakni patahkan dulu bagian sudut sayap baru kemudian menggigit bagian sayap atas, dilanjutkan ke sayap bagian bawah.

Salah satu destinasi wisata yang paling berkesan bagi Chelsea Islan adalah saat berkunjung ke Shirakawa Go. Ini adalah sebuah pedesaan yang unik dengan struktur bangunan rumah yang sudah ada sejak berabad lalu. UNESCO menetapkan Shirakawa Go sebagai situs warisan dunia. "Ini desa lama tapi masih terawat, bagus sekali," kata Chelsea Islan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus