TEMPO.CO, Jakarta - Sejak 2014, Chevron bekerja sama dengan Yayasan Kehati, mengembangkan program ekowisata di Pulau Maratua, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Ekowisata tersebut melibatkan seluruh penduduk Maratua. Mereka membuka usaha yang mendukung pariwisata, semisal kuliner dan pramuwisata selam.
Pada Kamis (29/8) lalu, untuk meningkatkan SDM penyelam, Chevron menyerahterimakan sertifikat kelas satu bagi penyelam setempat dan paket bantuan rumah tangga kepada kelompok kuliner. Bantuan tersebut merupakan bagian dari program Maratua Ecotourism for Sustainable Small Island (MESSI).
Pelatihan eco diving yang bersertifikasi dimaksudkan agar para penyelam asal Maratua memiliki kemampuan menyelam berstandar kelas satu dan berlisensi. Keahlian mereka nantinya digunakan untuk mendukung pengoperasian Maratua Eco Dive, dive center yang dikelola warga setempat.
“Melalui dukungan ini, kami ingin meningkatkan kapasitas warga setempat, khususnya pemuda dan perempuan, sehingga semakin mahir dan mandiri mempromosikan program ekowisata Maratua, mulai dari wisata bahari (diving dan snorkling), penginapan (home stay), hingga kuliner," kata Wahyu Budiarto Sr. Vice President Corporate Affair PT Chevron Pacific Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wahyu berharap Pulau Maratua dapat memiliki keunggulan dan ciri khas wisata tersendiri yang terus dikenang wisatawan. Di saat yang sama, pihaknya ingin agar kehidupan ekonomi warga Maratua menjadi lebih sejahtera.
Pulau Maratua di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur merupakan salah satu pulau dari gugusan pulau-pulau terluar Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi di dunia, dan termasuk dalam area Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang dilindungi.
Tercata lebih dari 1.000 spesies biota laut dan 832 species ikan karang di kawasan ini. Selain itu Derawan menjadi habitat penting bagi populasi penyu hijau (chelonia mydas) dan pari manta yang semakin langka keberadaannya.
Sementara itu, letak Maratua yang berada di gugusan pulau terluar, sangat rentan terhadap perubahan iklim, sehingga penting bagi masyarakat setempat, khususnya, untuk menyadari arti penting pelestarian keanekaragaman hayati. Mereka harus bersiap menghadapi dan meminimalkan dampak perubahan iklim.
Wahyu memaparkan MESSI, yang diprakarsai PT Chevron Pacific Indonesia dan Yayasan Kehati, bertujuan mendorong partisipasi masyarakat setempat dalam melestarikan keanekaragaman hayati, mempersiapkan mereka dalam menghadapi dan meminimalisasi dampak perubahan iklim, sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
"Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan perubahan iklim," imbuhnya. Warga diberikan pendidikan dan pengembangankomunikasi terpadu melalui forum multipihak, dengan memanfaatkan berbagai saluran informasi dan pemasaran produk.
Wisatawan asing mengabadikan seekor penyu yang tengah bertelur di pantai Pulau Derawan, Kalimantan Timur (15/6). TEMPO/ Nita Dian
Pelaksanaan program MESSI, meliputi kegiatan dukungan pengembangan paket ekowisata bagi masyarakat Maratua, yang mencakup pelatihan panduan dan manajemen ekowisata, pelatihan perhotelan dan program home stay, pelatihan eco diving bersertifikat, dan pendirian Maratua Eco Dive dan penginapan berstandar internasional.