Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Dono Warkop Bukan Sekadar Pelawak, Mapala UI hingga Aktivis 1998

Sosok pelawak legendaris Wahyu Sardono Dono Warkop bukan sekadar pelawak, ia aktivis reformasi 1998 dan anggota Mapala UI.

1 Oktober 2022 | 09.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Personel Warkop DKI, Kasino, Dono, dan Indro. dok.TEMPO/Syafrial Arifin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sosok pelawak legendaris Wahyu Sardono atau lebih dikenal sebagai Dono Warkop lahir pada 30 September 1951 di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Dono meraih kepopulerannya saat menjadi personel Warkop DKI bersama dua rekannya, Kasino dan Indro. Hingga kini namanya masih dikenal sebagai pelawak legendaris di dunia hiburan Tanah Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun dibalik sosoknya sebagai pelawak yang suka mengocok perut penonton dengan tingkahnya, Dono merupakan sosok yang cerdas dalam akademik.Dilansir dari kk.sttbandung.ac.id, Dono menyelesaikan pendidikannya tingginya di Universitas Indonesia di Fakultas Pengetahuan Sosial dan Politik, Jurusan Sosiologi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat masa kuliahnya, Dono bekerja di bidang redaksi surat kabar, di antaranya di Tribun dan Salemba, sebagai karikaturis. Kemudian Dono bergabung dengan gugusan lawak Warung Kopi Prambors yang didirikan pada 1973. Dono bersama Kasino, Indro, dan Nanu mengisi acara Warung Kopi Prambors yang bergaya obrolan warung kopi di radio swasta Prambors..

Di masa perguruan tinggi Dono juga anggota Gugusan Mapala UI bersama Kasino dan Nanu. Oleh karenanya, film-film Warkop DKI memperlihatkan kegiatan yang dipekerjakan mereka sebagai pencinta alam.

Dono mengarungi bahtera rumah tangga dengan seorang perempuan bernama Titi Kusumawardhani. Dari pernikahannya mereka dianugerahi dua orang anak yaitu Andika Ario Seno, yang lulus dari kampus UI dengan jurusan Broadcast. Anak keduanya, Damar Canggih Wicaksono merupakan lulusan UGM yang mendapat beasiswa S2 dan S3 di luar negeri dengan jurusan Teknik Nuklir.

Bahkan pada 2018 lalu, Damar bahkan telah menyandang gelar doktor usai melanjutkan studi S2 dan S3 di Swiss dan juga Eropa.

Sementara itu, anak bungsunya yaitu Satrio Sarwo Trengginas merupakan lulusan UI jurusan Bahasa Belanda.

Disarikan dari berbagai sumber, ternyata Dono Warkop juga berperan dalam menyusun reformasi 1998 untuk melengserkan rezim Orde Baru. Ia mempersiapkan berbagai seminar, mengatur kunjungan ke DPR, bahkan menyiasati demo-demo para mahasiswa.

Film-film Warkop yang digawangi Dono, Kasino dan Indro pecah dan disukai banyak orang. Sayangnya, kebanyakan film Warkop tidak mampu diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu karena menggunakan musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.

Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan untuk tayang di bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang bertepatan pada libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun. Hingga kini, film mereka masih dipertontonkan di layar kaca pada masa-masa libur di Indonesia.

Dono meninggal dunia pada 30 Desember 2001 akibat penyakit tumor yang menjalar menjadi kanker paru-paru stadium akhir, dan menyerang lever. Akar jalar tumor itu mengeluarkan cairan dan mengganggu jalannya pernapasan pelawak legendaris tersebut. 

Setelah sempat mendapatkan perawatan di Ruang Ignatius I nomor 11 RS St. Carolus, Dono yang pelawak populer Indonesia pada masanya tersebut mengembuskan napas untuk selama-lamanya dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

ANNISA FIRDAUSI 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus