Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Fenomena Kabur Aja Dulu: 10 Negara Paling Aman untuk Bekerja di Luar Negeri

Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk tinggal dan bekerja di luar negeri, keselamatan kemungkinan akan menjadi faktor utama dalam memilih destinasi.

16 Februari 2025 | 18.00 WIB

Menara Kembar Petronas berbalut cahaya merah untuk merayakan Tahun Baru Imlek di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21 Januari 2023. (Xinhua/Chong Voon Chung)
Perbesar
Menara Kembar Petronas berbalut cahaya merah untuk merayakan Tahun Baru Imlek di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21 Januari 2023. (Xinhua/Chong Voon Chung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pekan ini, media sosial ramai dengan tagar #KaburAjaDulu yang berisi ajakan untuk bekerja di luar negeri. Fenomena ini menjadi bentuk kekecewaan anak muda yang melihat mahalnya pendidikan di Indonesia tetapi lapangan pekerjaan minim. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk tinggal dan bekerja di luar negeri, keselamatan kemungkinan akan menjadi faktor utama dalam memilih destinasi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Perusahaan asuransi William Russell memberi peringkat negara-negara teraman bagi ekspatriat pada tahun 2025. Peringkat tersebut menggunakan data dari Indeks Perdamaian Global 2024 dan Laporan Risiko Dunia, yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketidakstabilan politik, tingkat kejahatan kekerasan, dampak terorisme, dan kerentanan terhadap bencana alam.

Daftar tersebut mayoritas berada di Eropa, termasuk Slovenia dan Swiss, serta beberapa negara di Asia. Dalam pemeringkatan ini, ditemukan bahwa negara-negara teraman memiliki beberapa karakteristik yang sama, termasuk tingkat kekayaan yang tinggi, kesejahteraan sosial, dan pendidikan.

Dilansir dari Business Insider, berikut 10 negara teraman di dunia untuk ekspatriat 

10. Malaysia

Malaysia telah keluar dari era kekacauan politik dan berharap investasi dan perusahaan rintisan tumbuh pesat. Panduan HSBC Expat mengatakan bahwa sektor TI Malaysia yang sedang berkembang menawarkan banyak peluang bagi para ekspatriat. Negara tersebut banyak dipilih karena biaya hidup yang relatif rendah, akses layanan kesehatan yang mudah, dan iklim tropis.

9. Slovenia

OECD Better Life Index mencatat bahwa Slovenia mengungguli rata-rata global dalam hal keselamatan. Ditemukan bahwa 91 persen orang di negara tersebut merasa aman berjalan sendirian di malam hari. Tingkat pembunuhan juga jauh di bawah rata-rata OECD.

8. Denmark

Ilana Buhl, seorang guru Amerika yang pindah ke Denmark pada 2018, mengatakan bahwa dia merasa jauh lebih aman di sana, baik sebagai seorang wanita maupun dalam hal kekerasan senjata.

Di luar keselamatan, Buhl mengatakan bahwa dia menikmati keseimbangan kehidupan kerja yang jauh lebih baik. Para pekerja di Denmark menerima liburan musim panas yang panjang dan setidaknya lima minggu cuti berbayar setahun.

7. Portugal

Portugal sudah menjadi pusat bagi para pekerja nomaden digital. Negara Eropa ini menarik minat orang Amerika Utara karena layanan kesehatan yang terjangkau, kualitas hidup, dan keseimbangan kehidupan kerja.

Indeks Perdamaian Global 2024 menempatkan Portugal di posisi ketujuh di dunia untuk keselamatan, mencatat tingkat stabilitas politik yang tinggi dan tingkat kejahatan kekerasan yang sangat rendah.

6. Swiss

Swiss terkenal netral secara politik, yang berarti risiko keterlibatannya dalam konflik internasional sangat kecil. Selain itu, Indeks Perdamaian Global mencatat bahwa risiko kejahatan kekerasan, ketidakstabilan politik, atau teror politik di negara tersebut rendah.

Ekspatriat umumnya berpenghasilan baik di Swiss, tetapi studi tahun 2024 oleh firma konsultan Mercer menemukan bahwa kota-kota Swiss, termasuk Zurich, Jenewa, Basel, dan Bern, termasuk di antara kota-kota termahal di dunia untuk ditinggali sebagai ekspatriat.

5. Singapura

Singapura tercatat sebagai kota termahal di dunia, tapi banyak pekerja internasional masih tertarik ke negara-kota tersebut karena gajinya yang tinggi, gaya hidup mewah, dan lokasi yang nyaman untuk bepergian ke seluruh Asia Tenggara.

Layanan kesehatan di sana juga termasuk yang terbaik di dunia, meskipun bisa mahal. Selain itu, William Russell mencatat bahwa Singapura juga memiliki infrastruktur yang efisien dan merupakan salah satu negara yang paling aman secara digital

4. Selandia Baru

Selandia Baru makin mempermudah para ekspatriat, investor, dan pekerja lepas digital untuk pindah ke sana. Negara ini telah melonggarkan aturan golden visa dan visa pengunjung.

Meskipun baru menghadapi hambatan ekonomi, negara ini menjadi tempat yang damai dengan tingkat kejahatan yang rendah dan banyak peluang bagi para ekspatriat di bidang teknik, kedokteran, dan industri lainnya.

3. Austria

William Russell mengatakan bahwa faktor-faktor yang membuatnya aman bagi para ekspatriat meliputi sistem kesehatan publik yang kuat, sistem kereta api yang luas, dan tingkat kejahatan serius yang rendah.

Pada 2024, Wina, ibu kota Austria, berada di peringkat kedua dalam peringkat Mercer untuk kota-kota yang paling layak huni bagi para ekspatriat. Sementara itu, The Economist Intelligence Unit menobatkannya sebagai kota paling layak huni di dunia pada 2024, untuk tahun ketiga berturut-turut.

2. Irlandia

Berada di peringkat kedua karena keamanannya. Faktor-faktor seperti tingkat kejahatan yang menurun, toleransi terhadap migran, serta ekonomi yang kuat dan stabil menjadi faktor yang menarik ekspatriat ke negara ini. 

1. Islandia

Islandia menjadi negara Eropa dengan ekspatriat yang paling banyak. Menurut Statistik Islandia, lebih dari 20 persen penduduknya lahir di luar negeri. Negara ini dipilih ekspatriat karena keamanannya. 

Islandia telah menduduki puncak daftar Indeks Perdamaian Global sejak 2008  berkat tingkat kejahatannya yang rendah dan penghindarannya terhadap konflik internasional. Tantangannya, negara ini menghadapi malam yang panjang saat musim dingin. Namun, pemandangan yang menakjubkan, layanan publik yang berkualitas, dan keamanannya membuat pekerja dari luar negeri senang tinggal di sana. 

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan bergabung dengan redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus