Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Geopark Merangin Jambi Raih Penghargaan dari UNESCO

Geopark Merangin di Jambi resmi tercatat sebagai UNESCO Global Geopark pada Mei 2023, kini meraih prestasi Best Practice Award 2023.

11 September 2023 | 19.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Air Terjun Mukus di kawasan Geopark Merangin Jambi (geopark.meranginkab.go.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Geopark Merangin di Jambi menjadi perhatian dunia setelah meraih peringkat pertama dunia untuk kategori Best Practices Award 2023 dalam anugerah UNESCO Global Geopark (UGG) di Maroko. Penghargaan tersebut diberikan dalam konferensi UNESCO Global Geopark Family di Marakkesh pada 4-10 September 2023. 

General Manager Badan Pengelola (BP) Geopark Merangin Agus Zainuddin mengatakan, anugerah ini diberikan berkat dedikasi seluruh tim tangguh Geopark Merangin dan masyarakat Jambi, termasuk masyarakat hukum adat Serampas, terutama Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.

‘’Terimakasih masyarakat adat Serampas,’’ katanya dalam keterangan resmi Senin, 11 September 2023. 

Rumah bagi fosil Flora Jambi

Geopark Merangin Jambi ditetapkan sebagai salah satu jaringan Geopark Global UNESCO bersama 17 geopark lain di seluruh dunia pada Mei lalu. Melansir laman UNESCO, geopark ini adalah rumah bagi fosil unik Flora Jambi yang merupakan satu-satunya fosil tumbuhan yang terekspos dari jenisnya di dunia saat ini.

Nama Flora Jambi mengacu pada fosil tumbuhan yang ditemukan sebagai bagian dari formasi batuan yang berasal dari Permian Awal (berusia 296 juta tahun). Tumbuhan yang menjadi fosil ini termasuk lumut, tumbuhan runjung primitif, dan pakis berbiji, yang berkembang biak melalui penyebaran biji, bukan melalui spora.

Bentang alam geopark ini memadukan dataran rendah di sisi timur dengan dataran tinggi di sisi barat, dengan puncak tertinggi setinggi 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Gunung Masurai yang terbentuk akibat letusan besar 33.000 tahun lalu.

Kawasan tersebut telah dihuni sejak zaman prasejarah dan merupakan rumah bagi berbagai kelompok adat, termasuk suku Orang Batin Lamo dan marga Serampas. Geopark ini merupakan rumah bagi lanskap karst yang terbentuk pada era Mesozoikum (252–66 juta tahun lalu) yang berisi artefak prasejarah. 

Perjalanan terdaftar sebagai Geopark UNESCO

Geopark Merangin Jambi melalui perjalanan yang cukup berat dan sempat ditangguhkan pada usaha pertama 2014. Setelah gagal, geopark ini kembali pada 2019 tetapi belum mendapat jawaban dari Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI). KNGI memberikan respons ketika Geopark Merangin diusulkan lagi pada 2020 bersama dengan Raja Ampat di Papua. 

Setelah evaluasi administrasi, UNESCO pun mengirimkan tim evaluasi selama lima hari ke lokasi. Selain alamnya yang unik, Merangin juga dianggap memiliki nilai budaya yang kaya karena masyarakatnya yang masih memegang adat istiadat.

Selain Geopark Merangin, ada tiga geopark lain yang masuk daftar baru UNESCO yakni Geopark Ijen di Jawa Timur, Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan, dan Geopark Raja Ampat di Papua Barat. Kini UNESCO memiliki daftar 195 geopark global di 48 negara.

ANTARA | UNESCO

Pilihan Editor: 10 Geopark Indonesia yang Masuk UNESCO Global Geopark, Ada Empat yang Baru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus